Nasib Mahasiswa Penangguhan Dipertanyakan

180

 Bumi Siliwangi, isolapos.com-

Mahasiswa saat melakukan demonstrasi terkait nasib mahasiswa penangguhan di kampus UPI, Kamis (19/9).

Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan mahasiswa menggelar demonstrasi, Kamis (19/9) di Kampus UPI Bumi Siliwangi. Dalam aksi tersebut, mahasiswa menuntut kepastian nasib mahasiswa penangguhan, kejelasan dana Bantuan Mahasiswa Tidak Mampu (BMTM), dan penurunan UKT (Uang Kuliah Tunggal). Presiden BEM Rema UPI Dudi Septiadi mengatakan bahwa mahasiswa baru sudah seharusnya fokus kuliah bukan lagi fokus mengembalikan uang.

Menurut Dudi, mahasiswa penangguhan dari awal memang sudah tidak mampu. “Seharusnya biaya kuliah tidak seharusnya dihutangkan, Saya pikir mereka (UPI-red) mempunyai dana BMTM,” papar Dudi. Ia menambahkan bahwa dengan adanya BMTM, seharusnya mahasiswa penangguhan dapat segera terbantu. BEM Rema sempat menemui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional, Furqon, namun sampai saat ini pihak BEM Rema belum mendapat kepastian tentang pemberian BMTM tersebut.

Dudi juga mempersoalkan pengelompokan UKT mahasiswa. Pengelompakan itu, kata Dudi, tidak sesuai dengan kemampuan orang tua. Ia mencontohkan, biaya orangtua yang berpenghasilan Rp 1,5 juta disamakan dengan orangtua mahasiswa yang berpenghasilan Rp 3 juta. “Jadi kan itu tidak adil, seharusnya itu diverifikasi ulang,” kata Dudi.

Seorang mahasiswa penangguhan Fanny Az-Zahra, Jurusan Pendidikan Biologi 2013 mengatakan, belum bisa membayar dan pasrah pada keputusan UPI. “Saya pasrah jika saya dikeluarkan atau cuti paksa”, keluh Fanny saat diwawancarai isolapos.com. [ Karolina Kataren]

Comments

comments