Daniel Long: Bahasa sebagai Jembatan Komunikasi Lintas Budaya

380
Daniel Long Memberikan Kuliah Umum di depan Mahasiswa UPI yang Hadir di Auditorium FPIPS, Jum'at (9/11)
Daniel Long Memberikan Kuliah Umum di depan Mahasiswa UPI yang Hadir di Auditorium FPIPS, Jum’at (9/11)

Bumi Siliwangi, isolapos.com – Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan kuliah umum Eminence Lecture. Menghadirkan Daniel Long, Profesor Tokyo Metropolitan University, kuliah umum itu mengangkat tema Intercultural Communication As a Bridge to Global Understanding. Acara ini dihadiri ratusan mahasiswa UPI dari berbagai departemen di Auditorium lantai 6 Gedung Nu’man Soemantri UPI, Jum’at (11/09).

Long menyebutkan komunikasi lintas budaya sangatlah penting, hal itu dikarenakan masih banyak permasalahan global yang diakibatkan oleh kesalahpahaman dalam berkomunikasi. “Bahasa sebagai jembatan untuk komunikasi lintas budaya,” ucap Long. Komunikasi merupakan jembatan bagi komunikasi itu sendiri dalam lingkup global, sehingga sudah tidak ada lagi batasan antar negara dalam berkomunikasi.

Dalam kuliah umumnya itu Long mengatakan, dalam menerjemahkan bahasa, masyarakat masih terjebak pada penggunaan alat penerjemah. Salah satu contoh yang dibahasnya ialah penerjemahan Bahasa Jepang ke Bahasa Inggris. Bila menggunakan alat penerjemah, menurut Long bahasa yang telah diterjemahkan menjadi kurang formal atau sering terdapat beberapa kesalahan di dalamnya, misalnya, dalam penulisan surat elektronik (e-mail). “Sering terjadi kesalapahaman bila berkomunikasi melalui email,” kata Long.

Long menyampaikan beberapa nasihat berkomunikasi lintas budaya secara online, diantaranya, ketika menggunakan alat penerjeman online harus berhati-hati. Lalu, menjauhi penggunaan warna dan huruf font yang terlalu mencolok, mengetahui kapan waktu yang tepat dalam penggunaan bahasa formal dan informal, serta selalu belajar dari kesalahan sebelumnya dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Acara tersebut berlangsung meriah dan mendapat sambutan yang positif dari mahasiswa, salah satunya Mahasiswa International Program on Science Education, Handini, kegiatan ini sangat menarik dan menambah wawasan baru mengenai komunikasi lintas budaya. “Bagus, pemahaman komunikasi lintas budaya memang diperlukan, agar kita mampu menjadi bangsa yang tidak mudah dibodohi bangsa lain karena tidak mengerti bahasa” ujar Handini. [Magang/ Nurul Nur Azizah]

Comments

comments