Sely Martini: Korupsi di Sektor Pendidikan Sudah Sistematis

333
Manajer Program Monitoring and Evaluasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Sely Martini pada acara Bincang Isola di Teater terbuka Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (11/12).
Manajer Program Monitoring and Evaluasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Sely Martini pada acara Bincang Isola di Teater terbuka Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (11/12).

Bumi Siliwangi, isolapos.com-Menurut pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi di sektor pendidikan Indonesia terjadi secara sistematis. Hal itu diungkapkan Manajer Program Monitoring and Evaluasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Sely Martini pada acara Bincang Isola di Teater terbuka Museum PendidikanUniversitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (11/12).

Berdasarkan penelitiannya, Sely menuturkan bahwa modus-modus yang dipakai koruptor pendidikan diantaranya berupa mark up anggaran dan penggelapan uang. Sejumlah anggaran pendidikan yang diberikan pemerintah, menurutnya diwarnai praktik korupsi sejak perencanaan anggaran, hingga kongkalikong sejumlah pegawai negara dengan oknum lain untuk mengebiri anggaran tersebut.

“Ini Corruption by design, jadi sejak awal sudah diatur. Seperti perencanaan anggaran yang tidak perlu, double budgeting, sampai kongkalikong,” tuturnya.

Sely menyayangkan, sektor pendidikan yang semestinya menjadi alat untuk menyejahterakan rakyat, malah diwarnai oleh praktik korupsi oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Menurutnya, praktik yang terjadi secara sistematis ini dapat melibatkan semua komponen yang berkepentingan di sistem pengelolaan pendidikan.

Namun, lebih lanjut Sely menuturkan praktik-praktik korupsi seperti ini terjadi karena lemahnya kontrol dan kesadaran dari masyarakat. Menurutnya, berdasarkan penelitian ICW lembaga-lembaga yang dimonitor secara intens oleh masyarakat nampak minim diwarnai praktik korupsi. Menyikapi hal itu, aktivis peraih Honesty Oscar 2014 itu pun berharap masyarakat dapat lebih kritis dalam memantau tata kelola pelayanan pendidikan.” Dengan begitu, kita dapat meminimalisir korupsi,” ujarnya. [Hikmat Syahrulloh]

Comments

comments