BEM-SI Tuntut Kabinet Kerja 2 Tahun Jokowi-JK
Oleh: Ergiana Fitri
Jakarta, isolapos.com— Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) lakukan aksi menuntut Kabinet Kerja Jokowi-JK yang sudah berlangsung dua tahun. Aksi yang mengangkat tema #TagihNawacita itu berlangsung di sepanjang Jl. Medan Merdeka Barat, Kamis (20/10).
Mereka menuntut Jokowi yang tidak efektif mengelola negara karena mengutamakan kepentingan transaksional oligarkis. Pemerintah dinilai tidak tegas menindak mafia kasus kebakaran hutan dan lahan seperti yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan press release Aksi BEM-SI, pada 2016 pemerintah menerbitkan Surat Perintah Pemberhentian Penyidikan (SP3) kepada 15 perusahaan yang telah menyumbangkan asap di Riau.
Bagus Tito Wibisono, Koordinator Pusat BEM-SI menjelaskan bahwa tuntutan utamanya menyinggung persoalan ekonomi negara “Ekonomi sudah carut marut. Negara gak punya uang, kemudian berhutang. Manajemen keuangan gak bagus tapi kecanduan pembangunan. Akhirnya muncul ketidakadilan berupa kebepihakan pemerintah terhadap yang punya uang, kepada korporasi?” ujarnya saat ditemui isolapos.com.
Tuntutan kedua, pemerintah harus menolak Reklamasi Teluk Benoa Bali dan Teluk Jakarta. Izin reklamasi tersebut ditengarai hanya menguntungkan para investor, bukan masyarakat. Kedua perjalanan proyek ini dianggap terlalu dipaksakan dengan adanya Perpres Nomor 51 Tahun 2014 terhadap Teluk Benoa, dan putusan PTUN Nomor 193/G/LH/2015/PTUN-JKT terhadap Teluk Jakarta.
“Mega proyek reklamasi di Teluk Benoa dan Teluk Jakarta itu jelas bukan untuk rakyat kecil, entah buat pengembang atau buat siapa, dan masih dipaksakan, padahal putusan hukum ataupun undang-undang sudah banyak dilanggar,” lanjut Bagus.
Tiga tuntutan lain dari lima Tuntutan Literasi Mahasiswa yaitu menolak tax amnesty yang tidak pro rakyat, menolak perpanjangan izin ekspor konsentrat setelah Januari 2017, dan menyelesaikan akar permasalahan kejahatan seksual pada perempuan dan anak.
Aksi yang berlangsung sampai pukul enam sore ini sempat dijegal aparat setempat menuju istana negara. Akibatnya, bentrokan pun terjadi dan menyebabkan satu orang mengalami luka ringan. Akhirnya aksi tersebut ditutup dengan teatrikal pembakaran topeng Jokowi-JK dengan menyanyikan lagu “Gugur Bunga” dan “Mengheningkan Cipta”.[]