Mahasiswa UPI Temukan Pengganti LPG
Oleh : Fany Alyanisa (*reporter magang)
Bumi Siliwangi, isolapos.com- Pada tahun 2015 silam, sebelas Mahasiswa UPI berhasil temukan energi pengganti Liquid Petroleum Gas (LPG) yang biasa digunakan sebagai bahan bakar utama dalam rumah tangga. Tim yang menamai dirinya sebagai Energon ini berhasil menciptakan sebuah alat pembaharu hidrogen yang mampu menggantikan fungsi LPG.
Ketua Tim Energon, Dede Miftahul Anwar menjelaskan pada awalnya hal tersebut hanya merupakan penelitian kecil saja. Pada tahun 2013, Dede mengawali penelitiannya bersama dua belas anggota timnya. Mereka terdiri dari mahasiswa UPI dari berbagai departemen dan satu orang dari UIN Bandung.
Pada tahun itu pula mereka menamakan proyek tersebut dengan nama Energon. “Awalnya (terinspirasi,-red) dari film Transformers yang memperebutkan energon sebagai energi tinggi untuk menghidupkan autobot. Tercetuslah ide untuk membuat Energon, yakni energi untuk menghidupkan berbagai partisi masyarakat,” ujarnya saat ditemui isolapos.com, Jumat (18/11).
Pada tahun yang sama, Tim Energon mengawali riset produksi gas hidrogen. Mereka melakukan penelitian dengan menggunakan metode elektrolisis plat sejajar dengan berbagai elektroda sperti lempeng logam yang berfungsi mengalirkan arus listrik. Namun metode tersebut bukanlah metode yang tepat, dan akhirnya proyek tersebut pun belum membuahkan hasil.
Kegagalan pertama tidaklah membuat tim Energon berkecil hati. Mereka kembali berupaya mewujudkan proyek tersebut. Hingga akhirnya, pada pertengahan tahun 2015 mereka menemukan metode dan alat yang tepat untuk mengubah hidrogen menjadi bahan bakar.
Selanjutnya, bahan bakar dari gas hidrogen tersebut disimpan di dalam tabung yang kemudian digunakan pada sebuah kompor gas. Walaupun dengan prinsip yang masih sederhana, alat yang dihasilkan tim Energon ini efektif untuk menggantikan keberadaan LPG.
Saat ini, kelompok Energon telah bertransformasi menjadi CV dan bahan bakar gas hidrogen ini pun telah diproduksi dan dipasarkan di berbagai daerah melalui Saung Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH). Mereka juga menjelaskan, bahwa produknya dijual dengan harga Rp. 21.000/3 Liter.
Selain memproduksi gas hidrogen, tim Energon juga sedang melakukan riset dengan Project ‘Automatic Pneumatic Inlet’ . Riset tersebut ditujukan agar proses produksi lebih mudah dan berkelanjutan. “Untuk kedepannya, kami sedang melakukan riset dengan project Automatic Pneumatic Inlet agar proses produksi lebih mudah lagi dan kontinu,” tuturnya.