Permata Harapan, Debu Keputusasaan
Oleh: Moh. Alvin Windro Wicaksono*
*) Mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI 2015
Di antara sejuta alasanku melanjutkan pendidikan
Di antara sejuta harapanku tentang masa depan
Di antara sejuta mimpiku tuk mencapai kesuksesan
Di antara semua itu, UKT lah yang paling berkesan
Ku coba yakinkan ibu dan ayah
Ku katakan, dengan UKT aku takkan pernah menyerah
Karena semua bisa kuliah
Tanpa perlu harta yang melimpah
Namun, saat ku tahu besaran UKT-ku
Semua harapanku seketika kelabu
Bagai bongkahan permata yang hancur menjadi debu
Ku katakan dalam hatiku
Salah apa aku wahai Rabb-ku
Harapanku semakin buyar
Setelah tahu semua berbayar
Bagai permata yang menjadi debu
Tak cukup sampai di situ
Debu-debu itu terhembus oleh angin sampai yang tersisa hanya satu
Walau hanya satu asa dalam qalbu
Ku kan terus melanjutkan jalanku
Tuk menjadi guru
Guru yang membentuk generasi baru
Generasi yang menghargai debu
Generasi pembentuk permata baru
Bukan generasi yang membuat permata menjadi debu