Cantik Itu Luka: Definisi Cantik yang Menyakitkan
Oleh: Rachmi Arin Timomor
Judul : Cantik Itu Luka
Pengarang : Eka Kurniawan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 490 halaman
ISBN : 9786020312583
Novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan bercerita tentang kehidupan masyarakat Indonesia di zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan era-era kemerdekaan di sebuah tempat yaitu Halimunda. Pada novel ini, terdapat kurang lebihnya lima belas tokoh utama yang selalu muncul dan menggerakan cerita dengan alur yang cukup rumit.
Novel ini diawali dengan bangkitnya kematian Dewi Ayu setelah 21 tahun meninggal dunia. Dewi Ayu adalah seorang campuran pribumi dan Belanda yang lahir pada masa kolonial dengan kecantikan pada wajahnya yang tidak tertandingi. Ia terpaksa (kemudian menjadi profesinya) menjadi pelacur pada masa pendudukan Jepang. Lalu setelah itu muncul pula kilas balik tokoh Ma Gedik yang lahir sebagai seorang pribumi yang tidak pernah bisa mengenyam indahnya hidup berumah tangga dengan seorang perempuan yang sangat dicintainya karena keegoisan seorang Belanda. Ma Iyang, perempuan yang dicintai Ma Gedik, terpaksa menjadi gundik Ted Stammler. Ted mengamcam akan membunuh orang tua Ma Iyang jika gadis itu tidak bersedia menjadi gundiknya. Ma Gedik yang sangat mencintai Ma Iyang kemudian menjadi gila. Ia sembuh dari kegilaannya setelah enam belas tahun kemudian, saat bertemu kekasihnya yang melarikan diri dari kehidupan Ted Stammler. Setelah keduanya bertemu, Ma Iyang memutuskan untuk bunuh diri, dan Ma Gedik kembali dengan kehidupan sebelumnya yang kurang waras.
Dewi Ayu yang merupakan cucu dari Ted Stammler, memaksa untuk mencintai Ma Gedik dan ingin mengawininya. Namun, karena ketidakwarasan Dewi Ayu, Ma Gedik yang tidak pernah mencintai Dewi Ayu, dan setelah pernikahan itu, Ma Gedik bunuh diri. Ia terjun dari sebuah bukit, sebelah bukit yang menjadi tempat Ma Iyang bunuh diri.
Dewi Ayu yang berprofesi sebagai pelacur pada akhirnya memiliki anak dari pekerjaannya tersebut. Anak-anak Dewi Ayu, yakni Alamanda, Adinda dan Maya Dewi menurunkan kecantikan Dewi Ayu. Ketiganya merupakan anak dari hasil pelacurannya, tanpa pernah diketahui siapa ayah dari anak-anaknya. Berbeda dengan ketiga anaknya yang sebelumnya, pada saat hamil anak keempat, Dewi Ayu berdoa agar Tuhan menjadikan anaknya buruk rupa, dan Tuhan mengabulkan doa tersebut. Anak keempat yang diberi nama Cantik, adalah sosok perempuan yang memiliki wajah seperti monster.
Ketiga anak Dewi Ayu yang memiliki wajah jelita, memiliki kisah yang tidak lebih malang dan bahkan tragis seperti Dewi Ayu sendiri. Anak pertama Dewi Ayu yakni Alamanda, terpaksa menikah dengan Shodanco karena telah merebut keperawanan Alamanda. Meskipun Alamanda jatuh cinta dengan anak seorang komunis di Halimunda, Kliwon, namun Alamanda tetap menikahi Shodanco. Kehidupan pernikahan Shodanco dan Alamanda tidak baik-baik saja, karena hubungan yang terpaksa dan tidak rela untuk menyerahkan diri pada Shodanco, Alamanda tidak pernah ingin bercinta dengan Shodanco.
Lalu Adinda, anak kedua Dewi Ayu yang akhirnya menikah dengan Kliwon (yang asalnya, Kliwon mencintai Alamanda) pun bekerja cukup keras membantu suaminya, Kliwon yang merupakan pimpinan Serikat Nelayan di kotanya dan merangkap pimpinan partai komunis, yang kerap kali dikecam keberadaannya. Dan Maya Dewi, anak ketiga Ayu Dewi yang menikah muda dengan seorang preman yakni Maman Gendeng pada usia dua belas dan terpaksa harus menunggu 5 tahun hingga malam pertama pernikahan mereka terlaksana.
Cerita berlanjut dengan kisah kehamilan Alamanda, Adinda dan Maya Dewi. Dari pernikahannya dengan Shodanco, Alamanda memiliki anak Nur Aini yang dipanggil Ai. Adinda dan Kamerad Kliwon memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Krisan. Sementara Maman Gendeng dan Maya Dewi mempunyai seorang anak cantik yang diberi nama Rengganis si Cantik yang kemudian menjadi sahabat sepermainan, meskipun tetap saja selalu ada konflik yang dihadirkan dalam persahabatan mereka sehingga memunculkan sebuah pertengkaran dan pula pembunuhan.
Kemudian daripada itu, kisah tragis yang dialami anak keempat Ayu Dewi yakni Cantik merupakan kehidupan yang paling menyakitkan. Ketika ketiga kakaknya menurunkan kecantikan dari Ayu Dewi, si Cantik, memiliki wajah yang buruk rupa dan tidak memiliki teman. Sehingga, ia harus mengurung diri di dalam rumah selama bertahun-tahun dan hanya menunggu pangeran datang untuk menjemputnya.
Novel Cantik Itu Luka mampu membawa pembaca untuk merasakan getir, amarah dan rasa sedih yang mengakar disetiap kalimatnya. Novel ini pun berkaitan erat dengan peran para tokoh yang sensasional dan penuh gairah. Eka begitu cerdik dalam menceritakan setiap detail tokoh-tokoh didalamnya. Meskipun vulgarisme dalam novel ini begitu kental sehingga Eka mampu menceritakan kisah bercinta antar tokoh hampir terjadi di setiap bab dengan cerita dan alur yang acak, namun mampu membuat pembaca terkesima dan tentu rasa penasaran atas apa yang akan terjadi selanjutnya.[]