Ruang Putih, Media Alternatif Belajar Teater
Oleh: Ayu Rahmah W.
Bumi Siliwangi, isolapos.com— Kamis (5/4), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Lakon mengadakan pertunjukkan bertajuk Ruang Putih di gedung Amphiteater UPI. Pertunjukkan kali ini dilakukan dalam rangka kaderisasi bagi calon anggota Teater Lakon.
Deska Mahardika selaku sutradara menyatakan target mereka telah terbayarkan setelah latihan selama 43 hari, “Karena pertama menggarap, semuanya itu nol, mereka (calon anggota,-red) sama sekali tidak tahu apa itu teater. Mereka semua baru, kecuali satu yang berperan sebagai Galang,” paparnya saat ditemui reporter isolapos.com disela-sela pertunjukan.
Alasan Deska memilih naskah Ruang Putih karena naskah ini mudah untuk dikembangkan. “Pandangan saya karena bagaimana teknik penceritaan si penulis dengan adanya pemisahan ruang. Kan kalau misalnya drama, teater itu mereka terbatas ruang dan juga waktu. Naskah ini (bisa disiasati), ruang yang tadinya entah di mana, dimensi yang lain kemudian ke dimensi kehidupan kita sehari-hari. Itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk mem-visualkan apa yang dimaksudkan dalam naskah tersebut,” ungkap Deska.
Membawa isu seperti uang dan generasi milenial, Ruang Putih membebaskan penonton untuk berinterpretasi. “Kalau misalnya pesan dari saya pribadi dan khususnya untuk teater, itu bagaimana penonton sendiri menafsirkan. Kita menawarkan beberapa isu. Kalau pesannya sendiri ya tergantung bagaimana penerimaan dari masing-masing individu.” tambah Deska.
Ide cerita pertunjukkan kali ini bukan hasil adaptasi melainkan berasal naskah asli. “Kalau ini memang sudah ada naskahnya dari Rangga Riantiarno, anaknya Nano Riantiarno yang (dari) Teater Koma itu dan ini naskah dikeluarkan tahun 2012 dan kebetulan ini adalah pementasan yang pertama kali.” jelasnya.
Deska menyampaikan harapannya dengan pertunjukan teater sebagai alternatif tontonan, “Tidak hanya menonton film atau musik, tetapi mereka juga menonton teater dan mereka pun sadar bahwa teater pun memiliki urgensi yang penting dalam kehidupan.”[]
Redaktur: Dzahban Jodhie