Batalnya Sosialisasi dan Kritik atas Ketidakseriusan Presma dan Wapresma UPI
Oleh : Jennifer Norine, Fidya Wiedya dan Chika Jasmine
Bumi Siliwangi, Isolapos.com-Pada Selasa (27/08), tepatnya pukul 18.00 WIB, rencananya akan ada acara Sosialisasi Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) BEM REMA UPI Tahun 2024. Acara ini diumumkan oleh akun @kpu.remaupi dan akan dilaksanakan secara hybrid di gedung Geuget Winda UPI lantai 1 dan aplikasi telekonferensi Google Meet. Akan tetapi, sosialisasi tak kunjung dimulai dan justru pengumuman pembatalan kegiatan dipublikasikan pada pukul 19.24 WIB ketika beberapa mahasiswa telah datang dan menunggu kegiatan ini dilaksanakan.
Salah satunya Galuh, mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah menghadiri acara sosialisasi tersebut dari pukul 18.30. Dirinya mendapat kabar bahwa sang presma sedang di perjalanan, tapi tak kunjung hadir. Ia juga menyayangkan informasi sosialisasi yang tak jelas.
“…tadi juga ada dari temen-temen tekpend FIP di gmeet juga ngomong nanyain kejelasan, cuma gmeet nya dimatiin teh,” ungkapnya.
Tak lama setelah ruang google meet ditutup, muncul pengumuman pembatalan kegiatan yang dipublikasikan di akun Instagram @kpu.remaupi. “akang teteh ingin mengonfirmasi kembali bahwa kegiatan sosialisasi hari ini ada beberapa hambatan” tulis KPU dalam story Instagram.
Melihat hal itu, Helga, mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling, menceritakan terkait rasa penasarannya terhadap hambatan apa yang menimpa Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI sehingga berhalangan. “Untuk hambatannya tolong disebutkan ya, ada apa gitu, boleh nanti saling terbuka aja supaya kita saling mengerti kita bisa lebih empati” ungkapnya saat diwawancarai tim Isolapos.
Sementara, Galuh lebih mempersoalkan bagaimana sang presma dalam menentukan skala prioritas apabila hambatannya adalah acara lain yang bertabrakan. “…bagaimanapun juga ini masih hajat dia, kalau misalnya mereka gabisa menganggap ini penting terus mereka lebih mementingkan yang lain, kenapa mereka ngambil tanggal hari ini, tanggal 27, kalau ternyata dadakan berarti dia gabisa bikin skala prioritas.” kata Galuh.
“…setidaknya secara etika harusnya dikabarkan sebelum jam 6, ini udah lewat dari jam 6 bahkan udah jam setengah 8 ngabisin banyak waktu tiba-tiba dibatalin, kan gak etis,” sambung Galuh yang merasa bahwa pembatalan sepihak adalah perilaku yang tak etis.
Acara Sosialisasi Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI 2024 tentunya memunculkan antusiasme bagi mahasiswa, seperti Taris, mahasiswa UPI yang ingin mengetahui lebih lanjut terkait keberlanjutan BEM REMA UPI yang sempat berhenti selama delapan bulan.
“…pengen tau nih siapa presmanya terus karena tiba-tiba aja kepilih kan kita gatau tuh kenapa tiba-tiba kepilih, dan pengen tau apa sih rencana kedepannya dia kaya visi misinya ataupun program kerja yang dilaksanakan dan cukup kecewa untuk acara hari ini, kecewa berat” ungkap Taris ketika ditemui di PKM.
Pembatalan acara sosialisasi juga dinilai sebagai bentuk ketidaksiapan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa 2024 dalam mengemban amanah yang telah diberikan, seperti yang diungkapkan oleh Ranti, dari LPM Dewantara Moeda.
“Berarti itu menandakan ketidaksiapan dia menjadi presma itu sih” jelas Ranti.
Menindaklanjuti akan pembatalan ini, KPU menyatakan bahwa akan tetap diadakan sosialisasi oleh Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI 2024 dengan mendatangi fakultas-fakultas dan kampus daerah (Kamda) UPI. Namun, dengan tidak dicantumkannya tanggal pasti pelaksanaan kegiatan sosialisasi ke setiap fakultas dan Kamda, bagi Galuh, hal ini menunjukkan bahwa adanya ketidakmatangan perencanaan terkait kegiatan sosialisasi ini.
”…hanya mencantumkan fakultas dan kamda-kamda tapi tidak mencantumkan waktu yang pasti itu berarti secara rencana tidak matang, berarti itu kasarnya kita hope for the best, kita berharap mereka ngasih sosialisasi tapi prepare for the worst” tutup Galuh.
Isolapos pun sempat membalas story Instagram KPU Rema UPI soal hambatan apa yang tercantum. Akan tetapi, hingga berita ini terbit, tak ada penjelasan lebih lanjut. Yang kami dapatkan hanya KPU yang men-tag kami dalam story yang sama.[]
Redaktur: Harven Kawatu