Bayangan Bencana Tanpa Nama

26

Oleh: Chika Jasmine

Judul film : Leave the World Behind
Tahun produksi : 2023
Sutradara : Sam Esmail
Pemeran : Julia Roberts, Ethan Hawke, Charlie Evans, Mahershala Ali, Farrah Mackenzie, Kevin Bacon, Myha’la Herrold
Durasi : 140 Menit
Tayang : 8 Desember 2023

Pernahkah kalian merasa kelelahan dengan aktivitas yang terus berulang?. Memulai hari dengan membuka mata namun tidak sadar, sarapan tanpa selera, menjalani hari, dan kembali dengan pikiran akan apa yang akan dilakukan esok hari. Menatap langit-langit dengan tubuh yang berat dengan beban pikiran seharian atau beranda sosial media tentang dunia dan orang asing yang berlibur entah kemana. Berpikir, ‘apakah lebih baik aku berlibur?’ walau pada akhirnya tetap menggulir layar ponsel menuju video selanjutnya. Meninggalkan pertanyaan tanpa jawaban.

Hal itulah yang dirasakan oleh Amanda Sandford (Julia Roberts) dalam film Leave the World Behind. Film ini menceritakan seorang ibu yang juga seorang pekerja periklanan yang memiliki tugas sebagai pengelola hubungan antara klien dan perusahaan. Rasa lelahnya secara mental dan emosional akan pekerjaanlah yang memulai film ini. Leave the World Behind sendiri merupakan film garapan Netflix dan sempat masuk ke dalam 10 film teratas platform tersebut.

“Aku benar-benar membenci orang,” ucap Amanda.

Mengusung genre thriller psikologis, film ini menceritakan tentang fenomena bencana misterius yang menimpa Amerika Serikat di tahun 2023. Amanda Sandford yang benar-benar merasa kehilangan gairah hidupnya, secara impulsif menyewa sebuah rumah di tepi pantai di sebuah desa fiktif. Tidak hanya dirinya, ia juga membawa suami dan kedua anaknya. Menjalani liburan bersama keluarga di daerah terpencil tanpa gangguan dan kebisingan kota merupakan harapan yang akan terealisasi. Harinya yang begitu indah bersama keluarga kecilnya merupakan penenang di tengah kalutnya pikiran. Sehingga, untuk melengkapi perbekalan liburan mereka Amanda memutuskan untuk berbelanja dan melihat seseorang membeli perbekalan yang begitu banyak. Seakan akan ia hendak menimbun perbekalan untuk perang atau mengisolasi diri. Mengabaikan pikirannya, Amanda kembali menuju rumah sewaannya. Akan tetapi, keanehan tidak berhenti disana saja. Dunia kini berubah, secara perlahan.

Leave the World Behind memiliki lima bagian kejadian yang terjadi di dalamnya. The House, The Curve, The Noise, The Flood, dan The End. Masing-masing bagiannya menjadi runtutan kejadian yang akan menimpa keluar Amanda yang kemudian didatangi oleh tamu misterius bernama G. H..

G. H., atau yang dikenal oleh Amanda dengan nama George merupakan pemilik asli dari rumah yang ia sewa. George. datang di tengah malam, bersama anaknya untuk ikut bermalam di sana. Kedatangan George. cukup mengejutkan Amanda, karena rumah tersebut ingin digunakan oleh pemiliknya di saat ada penyewa yang tengah menempati. George berkata bahwa ia tidak dapat kembali ke rumahnya karena pemadaman listrik dan membuat jalan menjadi gelap. Karena itulah ia memilih untuk mendatangi rumah keduanya, agar perjalanannya lebih aman. Clay, suami Amanda menerima mereka dengan tangan terbuka, namun Amanda yang digambarkan sebagai sosok ibu yang tegas dan sangat protektif, menolak keras. Berkata akan menghubungi agen penyewaan namun tak ada sinyal di ponselnya. Televisi juga hanya menunjukan layar biru dengan label ‘National Alert’, menyatakan ada keadaan darurat nasional yang menghambat penayangan televisi di seluruh penjuru Amerika Serikat. Seluruh akses komunikasi juga diblokir. Seakan mereka hidup dalam dunia tanpa media digital.

Selain rapuhnya digitalisasi, konflik antar sesama juga menjadi faktor utama konflik dalam film ini. Dengan keluarga lain menempati rumah yang sama, tentu menimbulkan kecurigaan akan bahaya di dalam rumah. Amanda nampak sebagai seorang ibu yang siap dibenci dunia untuk melindungi keluarganya. Jadi, begitulah ia. Tak jarang ia mencurigai identitas George dan anak George yang bernama Ruth, dengan menanyakan kartu identitas, asal, bahkan pekerjaannya. Berkata pedas apabila ada hal yang mengganggunya. Ditambah dengan sikap Ruth yang tidak bisa menerima perlakuan dari Amanda, suasana rumah menjadi rusak, baik di luar maupun di dalam. Seakan tak ada tempat aman untuk menghela napas.

Hal ini ditambah dengan gelombang bunyi yang menghantam secara tiba tiba. Ketika kedua anak Amanda, Rose dan Archie tengah mengejar rusa yang nampak mencurigakan, mereka menemukan rumah lain yang tidak kalah mencurigakan pula. Suara itu berdenging seakan hendak merusak gendang telinga. Menyalurkan gelombang bunyi yang tidak biasa. Tak hanya gelombang bunyi, keanehan terus berlangsung. Mulai dari selembaran bertulisan huruf Arab yang bermakna “Kematian bagi Amerika”, kapal tangki minyak besar yang berlabuh di pantai, serta pesawat yang mengalami kecelakaan di bibir pantai dan memakan nyawa awak serta penumpangnya. Kejadian tersebut membuat segala hal menjadi tidak pasti. Siapa dan apa yang mereka lawan, mendorong ketakutan akan sesuatu yang tidak dapat diprediksi.

Film ini memberikan suguhan yang sangat menggugah dari visual sinematografinya. Dengan sudut kamera dan komposisi gambar yang diatur cermat sehingga penonton dapat dengan baik menonton tanpa rasa bosan dan ketegangan yang tetap terjaga di setiap adegannya. Dekorasi rumah yang sangat apik juga patut diapresiasi. Pemilihan palet warna yang dipadu dengan pencahayaan yang baik cukup untuk membuat kita terbawa dengan dinamika yang tengah terjadi.

Selain itu, kita juga disuguhkan dengan penokohan yang misterius dari Rose, yang sangat terobsesi pada film series berjudul Friends. Ia terus mengeluh akan filmnya yang tidak dapat ditonton kembali karena bencana yang tengah mereka alami. Lebih mementingkan seriesnya daripada apapun yang telah terjadi. Rose menjadi tokoh kunci yang akhirnya membawa kita pada akhir yang mengejutkan. Runtutan kejadian ini membawa kita pada sebuah ending yang mengejutkan. Penutup yang tidak biasa dan menarik dua sisi penonton yang berbeda. Yang tidak dapat menerima akhir dari filmnya, atau penonton yang merasa bahwa ini merupakan akhir yang fresh dan menginterpretasikannya pada diri sendiri apabila hal yang sama terjadi di dunia ini. Bahwa kita sama dengan Rose.

Leave the World Behind menggambarkan bayangan akan bencana yang tak bernama. Bukan lewat ledakan atau gempa besar, melainkan lewat ketakutan dan ketidakpastian yang menjalar perlahan. Tidak tahu siapa yang dapat kita percaya dan tidak mengerti apa yang tengah dihadapi. Alur perkembangan yang perlahan ini sangat cocok bagi kalian yang ingin menonton film menegangkan tanpa jumpscare yang berlebihan. Membuat kita berpikir lebih jauh tentang dunia yang luas, dan tentang diri kita sendiri. []

Redaktur: Nabil Haqqillah

You might also like