Melihat Hak Perempuan di Bawah Cengkeraman Patriarki
Oleh: Nazwa Faridatus
Judul Film: The Worst Person In The World
Sutradara : Joachim Trier
Genre : Romance, Drama, Comedy
Bahasa : Norwegia
Tahun Rilis : 2021
Pemeran : Renata Reinsve, Anders Danielsen Lie, Herbert Nordrum
Waktu: 128 Menit
Produksi : Oslo Pictures
The Worst Person In The World merupakan film keluaran tahun 2021 yang bergenre komedi romantis-drama yang disutradarai oleh Joachim Trier, ini merupakan film ketiga yang Joachim sutradarai setelah Reprise (2006) dan Oslo August 31st (2011).
Film ini menceritakan Julie (Renata Reinsve), seorang mahasiswa di Oslo yang bertransisi dari jurusan kesehatan ke psikologi dan berakhir menjadi fotografi, Di umur 20, dia menjalani hubungan dengan Aksel Wilman (Anders Danielsen Lie), seorang komikus yang berbeda 15 tahun dengannya. Selain menulis, dia menghabiskan waktu bersama Aksel di rumah orang tua nya. Aksel ingin memulai membuat keluarga, namun Julie enggan. Saat Julie menuju rumah setelah acara peluncuran, ia menyelinap masuk ke pernikahan seseorang dan bertemu Eivind (Herbert Nordrum), seorang barista. Walaupun mereka sama-sama punya pacar, mereka menghabiskan waktu bersama-sama, berbagi candaan dan kemesraan. Seiring waktu, akhirnya Julie mengakhiri hubungannya dengan Aksel dan sebaliknya, Eivind mengakhiri hubungan nya dengan Suvinna (Maria Grazia Di Meo). Eivind dan Julie bertekad untuk tidak memiliki anak, tetapi sialnya Julie hamil. Perjalanan mencari jati diri dan mengeksplorasi tentang keputusan yang berakhir penyesalan pun dimulai.
Film yang ditayangkan di Festival Film Cannes pada tahun 2021 ini masuk dalam nominasi sebagai film internasional terbaik dan skenario orisinil terbaik di Academy Awards ke-94. Begitu juga sangat pemeran utama, Renate Reinsve, yang juga berhasil memenangkan penghargaan aktris terbaik di Academy Awards ke-94. Film ini mendapatkan rating 96% dari situs Rotten Tomatoes, 251 kritikus memberikan respon positif dengan jumlah rating 8.8/10.
Persepktif Nikah Bagi Seorang Perempuan Yang Tumbuh Dengan Keluarga Perceraian
Julie merupakan anak dari perceraian kedua orang tuanya, tidak adanya peran ayah dalam kehidupan Julie menjadi salah satu bagian penting dalam cerita film ini, fenomena ini disebut Fatherless atau Father Absence. Fatherless seringkali menjadi isu yang dapat dijumpai di negara manapun, termasuk Indonesia. Menurut Putri Diana & Agustina (2023), kasus perceraian lebih banyak didasari oleh faktor ekonomi, pihak ketiga, dan kekerasan dalam rumah tangga. Kekosongan peran orang tua yang terjadi adalah kekosongan peran ayah (fatherless). Kondisi anak yang tumbuh dengan keadaan tanpa kehadiran sosok ayah dapat memengaruhi rendahnya kesejahteraan anak dalam kondisi lingkup bermasyarakat. Beberapa kesimpulan yang bisa penulis dapatkan ialah kecemasan atau ketakutan dalam perspektif pernikahan sehingga maka pandangan tersebut akan selalu dipengaruhi oleh apa yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga orang tuanya.
Seksisme dalam Film The Worst Person In The World
Dalam Film The Worst Person In The World menunjukkan bahwa feminisme di dunia patriarki cukup kental sehingga menciptakan struktur sosial dimana semua harus menikah dan membuat candaan seksisme dianggap lumrah bagi semua orang. Film ini dibuat agar kesadaran terhadap feminisme meningkat dan berhenti melakukan hal yang berbau seksisme, mau dari media manapun. Dalam film The Worst Person In The World, Aksel seringkali membuat candaan yang menjurus kepada perempuan sebagai guyonan lelucon, pada faktanya, ini terjadi di dunia nyata. Sebagian laki-laki menganggap bahwa merendahkan perempuan merupakan sebuah kepuasan dan tekanan dari sosial patriarki itu sendiri.
Perjuangan membela keadilan dan kesetaraan gender telah dilakukan sebaik mungkin, walaupun ada halangan dari budaya patriarki. Menurut Andreas (2023), relasi yang dibangun bersifat menindas (tuan-hamba) dimana laki-laki selalu menjadi yang lebih kuat dan dominan. Fenomena diskriminasi terhadap perempuan tidak hanya milik masyarakat tradisional, namun ini berkembang juga dalam masyarakat modern. Fenomena ini sering terjadi terhadap kelompok minoritas terutama kaum perempuan.
Menikah Bukanlah Kewajiban, Tapi Pilihan!
Dalam film The Worst Person In The World, menikah merupakan hal yang Julie hindari. Walaupun, Aksel menginginkan pernikahan dengan harapan untuk memenuhi kebahagiaan itu sendiri. Namun, realitanya pernikahan bukan sebuah ajang kompetisi. Setiap individu memiliki hak itu sendiri, hanya saja tuntutan dari patriarki cukup mengerikan bagi perempuan terutama yang berada di situasi kekosongan peran seorang ayah akibat perceraian seperti Julie. Menikah dan memiliki anak seringkali menjadi sebuah ajang tolak ukur kebahagian, pada faktanya struktur sosial patriarki memaksakan supaya perempuan tidak memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup.[]
Redaktur: Nabil Haqqillah