Pernyataan Bandung, Respon Terhadap Intimidasi dan Pemberangusan

77

Oleh : Syawahidul Haq

Bandung, isolapos.com-

Memperingati Hari Buku Nasional yang jatuh pada Selasa (17/5), Gedung Indonesia Menggugat dipenuhi para pegiat literasi, seniman, aktivis budaya, pelaku komunitas kreatif Kota Bandung, dan mahasiswa. Mereka menyerukan pernyataan sikap terkait intimidasi yang dilakukan organisasi masyarakat (ormas) terhadap aktivitas yang dinilai menyebarkan paham komunisme. Pun, perihal isu pemberangusan buku-buku berbau komunisme.

“Pernyataan sikap ini merespon apa yang selama ini terjadi, baik di Bandung maupun skala Nasional,” ujar Ahda Imran, wakil dari Aliansi Seniman yang membacakan Pernyataan Bandung. Ia mencontohkan seperti

Menurutnya, intimidasi dan pemberangusan tersebut sudahlah sangat keterlaluan dan berada di atas ambang kewajaran. Karena ia menilai, dibuatnya pernyataan tersebut bukanlah suatu ajang untuk menghidupkan kembali paham komunisme yang telah lama hilang, namun, hanya mengingatkan kembali bahwa Indonesia adalah Negara demokratis.

“Karena orang yang tahu komunisme, ia tidak akan takut komunisme. Karena dalam komunisme menganut sistem dictator proletariat. Zaman sekarang ditengah demokrasi, mana ada yang masih mau dengan pemerintahan dictator. Jadi itu nihil.”

Terkait pemberangusan buku, ia menilai, hanya bangsa yang bodoh yang memberangus buku. Sebab, “Memberangus buku, sama dengan memberangus pemikiran. Dan itu adalah kejahatan kemanusiaan. Keyakinan dan pemikiran, tidak bisa dikriminalisasi, semua harus berdialog,” ujarnya. “Persoalannya adalah, masyarakat kita hanya tahu sejarah itu dari telinga. Dari doktrin yang tersisa sejak zaman orde baru. Tidak membaca, ini karena lemahnya tradisi literasi kita.”

Sebelum dilaksanakan pembacaan Penyataan Bandung (Link Pernyataan Bandung http://tl.gd/n_1somkr7), diadakan konferensi pers untuk memberitahukan pembukaan Festival Indonesia Menggugat dengan tema “Soekarno dan Historiografi Indonesia” yang akan dilaksanakan pada 20–22 Mei, dan puncak gelaran acara terseut jatuh pada 22 Desember nanti di Gedung Indonesia Mengggat, Bandung.

Zulfi Syaeful, selaku Sekretaris Umum Festival Indonesia Menggugat mengatakan, acara tersebut merupakan gelaran tahunan yang digelar untuk memperingati berbagai hari besar nasional tiap bulannya. “Kita ingin memperingati momen Indonesia Menggugat, Desember itu. Tapi, festival ini juga festival tahunan, jadi ya ingin menyebarkan kembali kesadaran sejarah, khusunya semangat Soekarno pada publik,” pungkasnya. []

Comments

comments