Asia Culture Market, Ajang Kesepahaman Budaya Antar Negara
Oleh: Nurul Nur Azizah
Bumi Siliwangi, isolapos.com- Asia Culture Market (ACM) menjadi momen untuk membangun pemahaman budaya antar negara di Asia. Para partisipan seperti Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Laos, Bangladest, Tiongkok, dan Kamboja memamerkan kebudayaan dan mengenalkannya lewat stand budaya.
Fajar Nugraha, Ketua Pelaksana dari jurusan Pendidikan Sosiologi UPI mengatakan, tujuan diadakannya ACM untuk mengenalkan kebudayaan dan nilai-nilai budaya di kawasan Asia. “Mereka yang hadir kesini bukan hanya mengenal kebudayaan dari luar saja, namun juga esensi dan nilai-nilai yang dapat digali dari kebudayaan itu,” tuturnya.
Budaya Kamboja yang dikenalkan Steven misalnya, Bokator yang merupakan seni bela diri tradisional tertua ini, ia pamerkan sembari menunjukkan sebuah video. “Bokator secara lebih formal disebut dengan Labokkator, yang merupakan seni bela diri dalam peperangan yang mencakup teknik mengangkat senjata. Ini adalah salah satu sistem bertarung yang paling tua di Kamboja, bahkan telah ada dari 1700 tahun yang lalu,” terangnya kepada para peserta di Gedung Amphiteater UPI, Selasa (21/2).
Menyebrang ke Bangladest, Cricket dikenalkan sebagai sebuah olahraga yang terkenal di negaranya. Adapun Martyrs nasional memorial, sebuah monumen di Bangladesh yang menjadi simbol keberanian dan pengorbanan dalam pembebasan perang tahun 1971 sehingga membawa kemerdekaan negara ini.
Elly Malihah, Profesor Sosiologi Pendidikan UPI yang turut hadir dalam acara ini mengharapkan bahwa ACM akan mampu membangun kesepahaman budaya antar negara di Asia. “Maksud market di sini bukan saja untuk pertukaran material, namun juga non-material yang memungkinkan terjadinya pertukaran interaksi budaya. Sehingga, akan timbul cara bagaimana membangun kultur Asia, dimana dalam kultur tersebut ada kesepahaman,” ujarnya kepada isolapos.com.
Acara yang bekerjasama dengan One Asia Foundation ini turut dimeriahkan oleh mahasiswa internasional kawasan Asia. Selain itu, ACM sukses mengundang lebih dari 30 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jawa Barat. Hal itu disambut hangat oleh salah satu peserta, Indah Permatasari (17). “Menarik acaranya, saya jadi lebih mengenal budaya-budaya di Asia dan dapat memahami mereka.”[]
Redaktur: Prita K. Pribadi