Aliansi Gerakan #DemokrasiDirepresi Gelar Aksi Simbolik
Oleh : Nabil Haqillah
Bandung, Isolapos.com–Sejumlah mahasiswa dan individu pro-demokrasi yang mengatasnamakan Aliansi Gerakan Demokrasi Direpresi melakukan aksi simbolis bertajuk “Rebut Kedaulatan Rakyat” pada Sabtu (16/12) di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung. Aksi ini menyuarakan kekesalan terhadap berbagai indikasi kemunduran demokrasi di Indonesia, seperti maraknya represifitas yang terjadi akhir-akhir ini.
Ketua Kabinet Mahasiswa ITB, Yogi Syahputra dalam orasinya mengatakan bahwa aksi simbolis ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait permasalahan demokrasi yang mengancam keberlangsungan bangsa dan negara.
Yogi juga menjelaskan bahwa sangat perlu membangun gerakan mahasiswa dan masyarakat sipil di Kota Bandung.
“Kita sudah melihat juga bahwasanya pada kota-kota di Jakarta dan beberapa kota lainnya pergerakan sudah dimulai, dan kita di sini teman-teman mahasiswa Bandung merasakan bahwasannya Bandung pun perlu diinisiasi,” kata Yogi.
Sementara itu Presiden BEM REMA UPI, Hilal Syahbana berharap dengan adanya momentum ini masyarakat bisa melihat kondisi atau permasalahan apa saja yang sekarang terjadi di Indonesia dan dijadikan sebagai dasar dalam memilih pemimpin yang tepat, sehingga demokrasi bisa semakin maju dan sehat.
“Masyarakat juga bisa melihat kondisi atau permasalahan apa aja sekarang yang di Indonesia, sehingga nanti itu bisa menjadi dasar bagi masyarakat agar nantinya dia dapat memilih pemimpin yang tepat, sehingga pada akhirnya nanti demokrasi yang ada nanti bisa semakin maju, bisa semakin sehat,” ujar Hilal.
Dalam press release, Aliansi Demokrasi Direpresi menyatakan menyesalkan terjadinya ragam indikasi kemunduran demokrasi dan mendeklarasikan dimulainya pergerakan #DemokrasiDirepresi.
Ketika ditanyai rencana ke depannya, Yogi mengatakan sudah ada dua rencana. Pertama, mereka menargetkan untuk membuat diskusi terbuka dengan melibatkan tokoh-tokoh nasional untuk bisa menjaring mahasiswa dan masyarakat sipil lainnya. Sementara itu, rencana keduanya adalah aksi lanjutan di tanggal 10 Januari 2024. Mereka bisa menyuarakan berbagai tuntutan untuk kelancaran dan keberlangsungan pemilu.
“Secara historis itu merupakan Hari Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat–Red) dan itu merupakan kurang lebih satu bulan menjelang bulan pemilihan Pemilu 2024 pada bulan Februari. Nanti harapannya di sana kita bisa menyampaikan tuntutan setidaknya kelancaran dan keberlangsungan pemilu,” pungkas Yogi. []
Redaktur : Haura Nurbani