
Jelang Akhir Periode Sollehudin, BEM KEMA FIP UPI Adakan Diskusi
Oleh: Savitri Rahmadhanti
Bumi Siliwangi, Isolapos.com — Selasa (11/02) sore, BEM KEMA FIP UPI mengadakan kegiatan MANTRA (Menyuarakan Aspirasi dan Telaah Kinerja Rektor Akhir Periode) di Taman Baretti, Kampus Bumi Siliwangi. Kegiatan diskusi tersebut membahas tentang kinerja dan evaluasi rektor UPI, Sollehudin, selama lima tahun ke belakang.
“Di sini kita menyuarakan apa yang mungkin telah dilaksanakan oleh rektor selama lima tahun, di mana rektor kita harus bertanggung jawab,” ujar Fauzan sebagai moderator.
Fauzan menyebutkan bahwa mahasiswa perlu mengkaji dan mengevaluasi kinerja rektor selama periode lima tahun ke belakang sebelum periodenya berakhir dan akan diganti oleh rektor yang baru.
Anang Rafi Anugrah, pemantik diskusi, menyebutkan bahwa secara umum kegiatan ini menekankan pada keterlibatan mahasiswa dan transparansi keungan mengingat status UPI sebagai Perguran Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH).
“Perhitungan UKT (Uang Kuliah Tunggal-Red) itu kan BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri-Red) dan dikurangi BKT (Biaya Kuliah Tunggal-Red). Nah, BKT di UPI ini kan sampai saat ini kita belum tahu nominalnya berapa,” ungkapnya. Hal tersebut dikeluhkan beriringan dengan permasalahan UKT yang masih terus berulang.
Anang juga menyebutkan bahwa UPI juga belum maksimal dalam pemenuhan hak-hak mahasiswanya, misalnya pada aspek sarana dan prasarana. “Kampus ini tidak ramah disabilitas, kemudian organisasi kemahasiswaan itu kalau misalkan mau nyewa tempat kok harus berbayar?” ucap Anang.
Anang melihat hal tersebut sebagai pengabaian status organisasi mahasiswa sebagai civitas akademika.
Anang juga menyinggung persoalan PT UPI Edun. Menurutnya dalam pelaksanaannya, PT UPI Edun tidak menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk terlibat. “Salah satu evaluasinya adalah tidak adanya ruang mahasiswa untuk bisa merumuskan bagaimana program PT UPI Edun itu berlangsung. Dan buktinya sampai sekarang PT UPI Edun itu terseok-seok gitu dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai badan usaha milik kampus.” Ucapnya.
Sebagai penutup, membahas soal pemilihan rektor baru Anang sekali lagi mengharapkan keterlibatan mahasiswa di dalamnya. “Pemilihan rektor itu dilakukan oleh MWA (Majelis Wali Amanat-Red)kan tapi kita sebagai mahasiswa tidak dilibatkan atau tidak masuk (sebagai perwakilan-Red) ke dalam anggota (MWA-Red),” keluhnya.
“Harus kita perjuangkan, karena sejauh ini kampus-kampus yang lain itu sudah ada unsur mahasiswa di MWA dan UPI belum. Artinya kita disini sebagai mahasiswa ya harus terus mengiring atau menindaklanjuti bagaimana keberlanjutannya.” Tutupnya.[]
Redaktur: Nabil Haqqillah
Pada Sabtu (15/02), pukul 15:15 WIB. Redaksi melakukan perubahan pada isi berita. Di mana seharusnya Fauzan tertulis sebagai moderator, bukan pemantik.