Puisi: Perpisahan

102

Oleh Langgeng P. Anggradinata*

 

Aku kehabisan akal

bagaimana melupakanmu,

dan kau kehabisan waktu,

mencemaskanku

yang terus sendirian,

lama sendirian.

 

Tak ada yang musti kita habiskan

selain makanan di meja kosong dan

dapur yang poranda, selanjutnya

aku akan menyimpan kepalaku di kulkas,

terus sendirian, tubuhku

masih menggigil di oven.

 

Janganlah mencemaskanku

hingga malam ke malam,

hingga suatu hari

ke suatu hari yang berbeda,

sebab daundaun berebah itu

tak kembali ke ranting,

ke mana pun,

seperti kita yang sudah bepergian ini,

ke tempat yang sama

atau ke tempat yang berbeda.

 

Bandung, 2009

*Beraktivitas di Komunitas Seni Rumah Akasia dan Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS-UPI)

Comments

comments