KBK dan KTSP Versus Kurikulum 2013

212

Bumi Siliwangi, isolapos.com-

“KBK dan KTSP merupakan beban berat bagi guru,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M.Nuh dalam Sosialisasi Kurikulum 2013, Sabtu (16/3) di Gedung Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). M. Nuh menjelaskan bahwa kurikulum terdahulu yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membebani guru. Pasalnya, menurut M. Nuh, guru harus menyiapkan tugas administrasi yang dapat mengganggu efektivitas pada waktu pembelajaran. Jika dibandingkan dengan kurikulum 2013, lanjut M. Nuh, guru tidak harus lagi terbebani untuk menyiapkan tugas administrasi seperti silabus. Ia menegaskan, guru bisa leluasa untuk fokus terhadap pembelajaran mengingat kreativitas dan inovasi guru dalam kurikulum ini lebih ditekankan. “Efektivitas waktu pembelajarannya jadi tidak terganggu,” kata M. Nuh.

Dalam sosialisasi tersebut M. Nuh menggambarkan  KBK dan KTSP layaknya sebuah baju yang memuat berbagai macam desain di dalamnya. Berbagai komponen pembentuk kurikulum yang berbeda dipadu menjadi satu. Padahal, sepatutnya perlu ditentukan terlebih dahulu tujuan dari pembuatan sebuah kurikulum. Dalam Kurikulum 2013, nantinya pihak pembuat kurikulum akan mendiskusikan terlebih dahulu apa output yang hendak dicapai. “Layaknya baju, dalam Kurikulum 2013, baju ini ditentukan dulu ukurannya apa, M, L, atau S baru dibuat,” terangnya.

Namun, lebih jauh lagi ia memaparkan, dalam Kurikulum 2013 ini pihaknya masih akan memuat konten KTSP dan KBK yang masih dinilai baik dan menghapus yang tidak perlu. “Pemerintah punya tugas berat,” jelas M. Nuh.

Melalui sosialisasi ini, Kepala Sekolah SMP BPPI Bale Endah Bandung Ade Irawan, menyambut positif pencanangan Kurikulum 2013. Ia menerangkan, latarbelakang pemberlakuan Kurikulum 2013 ini jelas mengapa harus diubah. Lagipula, penggambaran KTSP dan KBK dengan Kurikulum 2013 dalam sosialisasi tersebut dinilainya rasional. “Saya setuju dengan perubahan kurikulum ini,” katanya pada isolapos.com.

Lain halnya dengan Wakil Persiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa UPI Fajar Abdullah Azzam menyatakan keberatannya jika kurikulum 2013 ini diberlakukan, mengingat kontennya cenderung multipersepsi. Jika dibandingkan dengan KTSP, ia beranggapan bahwa KTSP lebih bagus dalam sisi administrasi yang melatih kemampuan guru dalam merangkai silabus. “Kurikulum 2013 ini masih sulit diterima,” katanya. [Nur Anisa]

Comments

comments