Azzam: Kurikulum 2013 Terkesan Tergesa-gesa
Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Fajar Abdullah Azzam berpendapat bahwa pemerintah terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan untuk mengubah kurikulum. “Masak dengan waktu beberapa bulan bisa merancang kurikulum?” tanyanya. Menurutnya, ada unsur politik dibalik perubahan kurikulum ini. Mengingat waktu yang begitu singkat dan ketiadaan masalah pada kurikulum yang lama. “Unsur politiknya sangat kental, yang harus diubah gurunya bukan kurikulum,” papar Azzam.
Menurut Azam untuk masalah pendidikan seharusnya universitas pencetak guru lah yang harus diperhatikan karena dari situlah akan terlahir guru-guru Indonesia. “Seperti di Finlandia kan seperti itu,” tambahnya.
Selain itu, sejumlah mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Ilmu Komputer (Ilkom) UPI juga ikut memprotes pemberlakuan Kurikulum 2013. Pasalnya, pada Kurikulum 2013 mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan diintegrasikan ke dalam muatan lokal. “Jelas kami dirugikan, kan lahan pekerjaan kian menyempit,” tandas salah seorang mahasiswa Prodi Ilkom, Agis Sofian Nulhakim.
Agis menambahkan, seharusnya pemerintah memikirkan nasib lulusan Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer kedepannya. Tahun ini saja ada 117 mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer, belum lagi jika di tambah angkatan atas. Selain itu, adanya Pendidikan Profesi Guru membuat mahasiswa dari universitas lain seperti Institut Teknologi Bandung, Univeristas Padjajaran bisa jadi guru. “Mau kerja apa kami nanti?” tanya Agis.
Mahasiswa Prodi Ilkom lainnya, Hadian Muttakin juga mengaku kecewa dengan pengintegrasian ini. Menurutnya, pelajaran yang membahas mengenai teknologi seperti TIK harusnya ditingkatkan. Ia mengatakan, ke depannya teknologi akan terus berkembang dan para pelajar Indonesia dituntut untuk bisa menguasai teknologi tersebut. “Lah ini malah dihapus, aneh!” ujar Hadian. [Noval Prahara Putra]