Harry : Dunia Pertelevisian Tidak Lagi Mendidik

70
Hary Santoni Koordinator GMPP ketika menghadiri Bincang Isola "Mendidik TV" di Teater Terbuka Museum Pendidikan Nasional UPI, Rabu (30/3).
Hary Santoni Koordinator GMPP ketika menghadiri Bincang Isola “Mendidik TV” di Teater Terbuka Museum Pendidikan Nasional UPI, Rabu (30/3). Hary menuding, kondisi dunia pertelevisian Indonesia sudah tidak lagi mendidik dan sehat. (isolapos.com/Reza A Pratama)

Oleh : Irma K

Bumi Siliwangi, isolapos.com—

“Kita tidak dapat menolak kemajuan teknologi, tapi bagaimana agar itu semua tidak mempengaruhi nilai-nilai dan budaya bangsa,” ucap Hary Santoni Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan (GMPP), dalam acara Bicang Isola yang bertajuk mendidik TV di Teater Terbuka Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia, Rabu (30/03).

Hary menuding, kondisi dunia pertelevisian Indonesia sudah tidak lagi mendidik dan sehat.  Dalam pandangannya, kondisi ini terjadi karena pemilik media, khususnya televisi memiliki kepentingan sendiri di balik medianya. “Misalkan, di beberapa televisi. Kalau ada iklan Perindo (Partai persatuan Indonesia, -red), pasti memasang logonya sangat mencolok,” keluh Hari.

Bukan hanya itu saja, ia menilai masyarakat tidak bisa lagi menggantungkan dirinya pada lembaga sensor. Selain memiliki sumber daya manusia yang terbatas, lembaga sensor juga dianggap tidak memiliki kapasitas yang memadai, sehingga dibutuhkan pendidikan agar masyarakat tak lagi digiring opininya oleh televisi dan kepentingan di belakangnya.

Hary mengatakan, jika masyarakat tidak bisa memfilter dirinya dan lingkungannya, maka akan berbahaya bagi diri mereka sendiri, terlebih, televisi memiliki pengaruh yang sangat besar lewat opininya dalam membentuk masa depan masyarakat, “Televisi memiliki pengaruh terhadap kognitif dan afektif,” pungkasnya.

Selain Hary, acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pembicara seperti Dedeh Fardiah selaku Ketua KPID Jabar, Pakar psikologi Engkos Kosasih, Dicky Wismara sebagai Sekertaris Ikatan Jurnalisme Televisi Indonesia (IJTI), serta Budhi Purnama dari perwakilan Forum Orang Tua Siswa (Fortusis). []

Redaktur : Syawahidul Haq

Comments

comments