Luis Enrique: Wasit adalah Pekerjaan Terberat

368

Oleh: M. Dendy Stiadi

*) Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana UPI Prodi Pendidikan Olahraga 2017

Di sepak bola semuanya bisa menjadi daya tarik, dari mulai pemainnya yang full skill atau bahkan kejadian yang menimbulkan  kontroversi yang kerap terjadi di lapangan. Alasannya biasanya, karena tim kesayangan kalah, sehingga tak jarang para suporter menyalahkan kinerja seorang wasit yang memimpin pertandingan tersebut. Bahkan tak jarang banyak cacian dan makian yang ditujukan langsung pada wasit. Padahal kita tahu, bahwa sepakbola itu dimainkan oleh manusia disaksikan oleh manusia dan dipimpin oleh manusia jadi sangat tidak adil ketika kita menuntut kesempurnaan.

Menurut pendapat saya, wasit sepakbola atau semua wasit itu adalah pengadil paling hebat. Karena wasit harus memutuskan sepersekian detik untuk memutuskan apakah itu pelanggaran atau tidak, apakah perlu diberi hukuman kartu kuning, merah atau tidak.

Menurut pendapat Luis Enrique, salah satu pelatih terbaik dunia yang pernah mengantarkan FC Barcelona menjuara Liga Champion Eropa, dan sekarang menjabat sebagai pelatih tim nasional sepak bola Spanyol, mengatakan “wasit punya tugas yang sangat berat, kita semua melihat segala sesuatu dari sudut pandang keuntungan diri sendiri, karena itulah saya tidak pernah berkomentar soal wasit, itu adalah pekerjaan terberat” Dikutip langsung dari Daillymail.

Tidak ada wasit yang gob**k, seperti yang sering diserukan para suporter ketika tim kesayangannya kalah atau sedang tertinggal. Pertama saya akan menjelaskan proses menjadi wasit yang sering kita tonton di televisi.

Pendidikan wasit berawal dari kursus wasit sepakbola C3 atau tingkat kota/kabupaten butuh waktu 1,5 atau 2 tahun untuk naik ke jenjang selanjutnya. Tingkat ke dua adalah C2 atau wasit provinsi, seorang wasit harus mewasiti selama 2 tahun lagi, dan harus mempunyai pengalaman bertugas yang cukup. Baru kemudian bisa lanjut ke tingkat atas atau nasional C1 dan bisa memimpin pertandingan di Liga teratas Indonesia.

Kemudian saya akan bercerita tentang bagaimana wasit memimpin pertandingan, menentukan pelanggaran dan hukuman ke tim atau ke pemain sampai memulai kembalinya permainan.

Pertama, syarat terjadinya pelanggaran. Dalam buku Law Of The Game yang dikeluarkan IFAB dan FIFA 2015/16, ada tiga syarat terjadinya pelanggaran, yaitu:

  1. Pertama, terjadinya di lapangan,
  2. Kedua, dilakukan dalam permainan,
  3. Ketiga, dilakukan oleh pemain.

Tetapi semua sudah berubah sekarang, syarat terjadinya pelanggran bisa saja dilakukan di luar lapangan. Sebagai contoh, pemukulan setelah pemain meninggalkan lapangan, hukumannya di garis akhir bola meninggalkan lapangan dan banyak contoh lain.

Setelah kita tahu syarat terjadinya pelanggaran, selanjutnya saya akan menjelaskan 3 katagori atau 3 jenis pelanggaran, yaitu:

  1. Kelalaian (in a careless manner)

     Artinya, seorang pemain menunjukan kurang perhatiannya atau pertimbangan ketika melakukan suatu challenge/tantangan, dan dia bertindak tanpa berhati-hati. Tidak ada sanksi lebih lanjut yang dijatuhkan untuk suatu pelanggaran yang dilakukan karena kelalaian.

  1. Kecurangan (in a reckless manner)

        Artinya, seorang pemain melakukan tindakan yang tidak mengindahkan bahaya atau konsekuensi yang akan dihadapi oleh lawannya.  Pemain yang bermain dengan perilaku curang harus di beri teguran atau peringatan berupa kartu kuning.

  1. Menggunakan tenaga berlebih (using excessive force)

    Artinya, seorang pemain menggunakan tenaga yang jauh melebihi kekuatan yang diperlukan, dan menempatkan lawanya dalam posisi yang berbahaya. Pemain yang mengunakan tenaga yang berlebih mesti dihukum dengan pengusiran atau kartu merah.

Seperti itu lah syarat terjadinya pelanggaran dan kategori pelanggaran. Selanjutnya, ada dua hukuman untuk tim ketika terjadi pelanggaran. Ada tendangan bebas langsung dan tidak langsung, berikut tindakan yang di anggap wasit sebagai tendangan bebas secara langsung (direct free kick) yaitu:

  • Menendang atau mencoba menendang lawan
  • Menjegal dan mencoba menjegal lawan
  • Melompat ke arah lawan
  • Menabrak lawan
  • Memukul atau mencoba memukul lawan
  • Mendorong lawan
  • Mentackle/menyerang lawan

Sebuah tendangan bebas langsung juga akan diberikan kepada tim lawan, apabila pemain melakukan salah satu dari ketiga pelanggaran berikut:

  • Menahan/memegang lawan
  • Meludahi lawan
  • Memegang bola dengan sengaja (kecuali penjaga gawang di dalam daerah pinaltinya sendiri)

Dan yang paling penting semua itu dilaksanakan di tempat pelanggaran itu terjadi. Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan, jika penjaga gawang di daerah pinaltinya sendiri, melakukan salah satu dari ke empat kesalahan berikut :

  • Mengontrol bola dengan tangannya lebih dari enam detik sebelum melepaskannya dari penguasaanya.
  • Menyentuh bola kembali dengan tangannya, setelah dilepaskan dari penguasaanya dan sebelum bola itu menyentuh pemain lain.
  • Menyentuh bola yang sengaja ditendang kepadanya oleh teman satu tim dengan tangan.
  • Menyentuh bola lemparan ke dalam yang diberikan secara langsung oleh teman satu tim dengan tangan.

Tendangan bebas tidak langsung juga diberikan kepada tim lawan, jika salah seorang pemain menurut pendapat wasit:

  • Bermain dengan cara yang berbahaya.
  • Menghalangi/merintangi pergerakan lawan.
  • Menghalangi penjaga gawang untuk melepaskan bola dari tangannya.
  • Melakukan pelanggaran lainnya, yang tak diuraikan sebelumnya dalam peraturan 12, untuk itu permainan dihentikan guna memberikan peringatan atau mengusir pemain dari lapangan.

Sama seperti tendangan bebas langsung, tendangan bebas tidak langsung pun sama dilaksanakan dari tempat dimana pelangaran itu terjadi.

Seperti itu lah sebagian tugas wasit yang memimpin jalanya pertandingan. Tentu bukan pekerjaan yang mudah kan? Jadi bijaklah menjadi suporter sepakbola, karena supporter yang baik timnasnya juga baik.

Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulis yang bersangkutan

 

 

 

Comments

comments