Pemilu Kamda Serang, Paslon Melawan Kotak Kosong
Oleh: Rio Tirtayasa
Serang, Isolapos.com—Pemilu Bem Rema UPI 2020 sudah selesai dilaksanakan dengan Elfa-Yetno keluar sebagai Presiden dan Wakil Presiden tahun 2020. Namun, di balik itu ada cerita lain tentang pemilu yang dilakukan oleh mahasiswa UPI ini. Hanya saja, ini bukan cerita dari pilpres yang diselenggarakan oleh KPU Rema UPI. Cerita ini berasal dari pemilu yang diadakan oleh KPU UPI kamda Serang.
Pemilu Ketua Bem UPI Kamda Serang tahun ini menyisakan keunikan tersendiri. Saat pemilu presiden Bem Rema UPI, banyak calon yang menginginkan duduk di bangku kekuasaan. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan pemilu di UPI Kamda Serang. Pemilu yang diadakan sebelum pemungutan suara pilpres Bem Rema UPI itu hanya terdapat satu calon saja.
Sebenarnya pencalonan sudah dilakukan pada bulan Desember lalu. Akan tetapi, tidak ada yang mencalonkan diri menjadi bakal calon. Hingga pada akhirnya pendaftaran ditutup dan dibuka kembali pada bulan Februari. “Karena terhambat bulan Januari, KPU stop sementara pendaftaran ketua Bem karena masuk masa libur,” ungkap Ghefira Syahrani Putri, selaku Ketua KPU UPI Kamda Serang saat dihubungi melalui Whatsapp pada Minggu(15/3).
Saat dibuka kembali pada bulan Februari lalu, hanya ada satu pasangan calon yang mengikuti pencalonan ketua Bem UPI Kamda Serang itu. Atas amanat undang-undang, KPU pun membuka pendaftaran kembali karena menurut undang-undang minimal dua pasangan calon. Namun, tidak ada yang mencalonkan kembali.
Pasangan calon Riska-Farah menang dalam pemilu di UPI Kamda Serang itu. Akan tetapi, mereka menang bukan secara aklamasi. Paslon tersebut menang setelah pemilu diselenggarakan pada tanggal 5 Maret dengan melawan kotak kosong. Hal tersebut yang menjadi hal unik di antara pemilu-pemilu sebelumnya atau pilpres yang diadakan oleh KPU Rema UPI.
Rifyan Firdaus, Ketua Bem UPI Kamda Serang 2019 menjelaskan kepada isolapos pada Sabtu(14/3) lalu, bahwa seharusnya pasangan calon Riska-Farah menang secara aklamasi. Namun, sehari sebelum pemungutan suara di kampus daerah itu, mahasiswa UPI Serang sadar kalau kompilasi yang diberikan KPU UPI kamda Serang ternyata belum disahkan secara undang-undang di UPI kamda Serang.
Berawal dari sana, ada mahasiswa yang memberi masukan untuk KPU UPI kamda Serang agar memberlakukan paslon melawan kotak kosong jikalau tidak ada yang mencalonkan diri lagi. KPU UPI Kamda Serang dengan terbuka menerima masukan itu. Menurut mereka hal itu menjadi contoh dari demokrasi.
Namun, di balik keunikan pemilu yang diselenggarakan di UPI Kamda Serang, KPU UPI Kamda Serang sendiri ternyata memiliki kesulitan dalam menjalankan pemilu di sana. Menurut Rifyan, saat pendaftaran dibuka oleh BEM dan DPM UPI Kamda Serang banyak mahasiswa UPI Kamda Serang yang enggan berpartisipasi dalam keanggotaan KPU. Hingga menyebabkan pembukaan pendaftaran yang lumayan lama.
Riska-Farah menang melawan kotak kosong dengan jumlah perolehan suara yang mencapai 397 suara. Sedangkan kotak kosong itu mendapatkan suara hingga 210 suara. Hasil tersebut telah ditetapkan oleh KPU UPI Kamda Serang pada tanggal 6 Maret lalu atau sehari setelah pemungutan suara.
Riska Mahira, Pemenang Pemilu Ketua Bem UPI Kamda Serang menganggap bahwa salah satu alasan dia menang karena tidak ada laki-laki yang menjadi calon dalam pemilu tersebut. Dia menambahkan kalau di angkatannya itu lelaki hanya sedikit. “Beberapa di antara mereka sudah ada yang menjadi pimpinan di UKM, Ormawa, dan lainnya tidak memenuhi syarat,” jelas Riska saat dihubungi isolapos Minggu(15/3) sore.
Terlepas dari hal itu, Rifyan juga berpesan kepada Ketua Bem UPI Kamda Serang selanjutnya agar bisa menyalurkan keresahan mahasiswa. Terutama sebagai ketua Bem Riska harus bisa menjadi lidah mahasiswa Kamda UPI Serang dalam segala masalah dan polemik yang terjadi.[]
Redaktur: Salsabilla Ramadhanty Surachman