Rezim Lama Rema Usai, Rezim Baru Lahir?
Pemilu Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) UPI tahun 2020 sudah selesai diselenggarakan. Kamis(12/3) lalu KPU Rema UPI tahun 2020 menetapkan pasangan calon nomor satu, Elfa-Yetno keluar sebagai pemenang mengalahkan ketiga kandidat lain. Mereka unggul hampir seribu suara dengan kandidat terdekat, yaitu pasangan calon nomor dua Romi-Gani yang mendapatkan 3824 suara.
Di balik pencapaian tersebut, bisa disebut pemilu kali ini termasuk salah satu pemilu dengan minim konflik antarmahasiswa. Pada tahun 2019, pemilu yang diadakan di kampus UPI ini banyak mendapat perhatian dari kalangan mahasiswa maupun dosen. Bagaimana tidak, tahun lalu terjadi pengunduran waktu yang lumayan sangat lama saat diadakannya Pemilu BEM Rema UPI.
Beragam penolakan hadir pada pemilu sebelumnya, hampir setiap fakultas termasuk kampus daerah (kamda). Seperti, saat akan melakukan kampanye di FPTK, ormawa yang mendiami fakultas tersebut meminta KPU Rema UPI 2019 untuk membatalkannya. Di FIP, semua ketua himpunan enggan hadir saat dilaksanakannya kampenye di fakultas mereka. Begitu pula di FPOK, semua himpunan fakultas itu tidak ingin kampanye dilaksanakan di fakultasnya.
Lain halnya dengan FPBS dan FPEB, di FPBS sendiri semua ketua himpunan menandatangani surat pernyataan untuk menolak kampanye. Lalu, di FPEB tetap dilaksanakan kampanye, hanya saja BEM fakultas memasang banner dengan sikap tidak akan terlibat dalam kegiatan pemilu tahun 2019. Hal yang lebih menarik adalah, mahasiswa UPI Kamda Serang yang melakukan penolakan terhadap kampanye dan pemungutan suara mengatakan bahwa mereka merasa tidak adanya timbal balik dari pemilu ini.
Hal tersebut juga mengundang perhatian yang sangat berlebih dari pihak direktorat kemahasiswaan. Terutama setelah kejadian sekretariat BEM, DPM, dan MPM disegel paksa oleh beberapa ormawa yang tidak ingin dilaksanakannya pemilu karena berbagai hal.
Ya, itu hanya sekilas cerita di balik konflik yang terjadi di Pemilu BEM Rema UPI tahun 2019. Untungnya, tahun ini kita tidak melihat hal seperti itu lagi. Menurut beberapa mahasiswa, hal itu bisa dikatakan sebagai sejarah karena berhasil menumbangkan rezim yang telah berkuasa bertahun-tahun. Mereka menganggap hal tersebut seperti halnya yang terjadi di Indonesia ketika rezim orde baru yang telah lama berkuasa ditumbangkan oleh mahasiswa.
Lahirnya Rezim Baru?
Pemilu tahun lalu dimenangkan oleh pasangan calon yang diusung dari dua fakultas. Mereka melawan sisa-sisa dari rezim sebelumnya yang tahun lalu sedang dihantam oleh banyak organisasi kemahasiswaan. Kami melihat dinamika tersebut sama halnya yang terjadi di Indonesia ketika rezim Orde Baru di Indonesia tumbang.
Namun yang menarik adalah, prediksi kami tentang pemilu tahun 2020 akan sangat ketat dan banyak yang ingin mengambil alih Bem Rema UPI benar terjadi. Mulai dari rezim lama yang menginginkan tahtanya kembali, atau ormawa-ormawa yang ingin merebut bangku dari kekosongan rezim. Setidaknya, kami memantau hal tersebut selama setahun hingga kami melihatnya sendiri, bahwa dunia politik mahasiswa tidak beda jauh dengan dunia politik di Indonesia.
Hal yang paling membuat jengkel pada pemilu tahun ini adalah terjadinya ujaran kebencian dan diskriminasi terhadap salah satu calon yang berjenis kelamin perempuan. Memang pada dasarnya kami tidak memihak ke salah satu calon pun dalam kegiatan pemilu ini. Namun, sangat kami sayangkan hal konyol tersebut terjadi di kalangan mahasiswa yang katanya terdidik. Hal tersebut terjadi sebelum pemilu tahun 2020 usai dan sampai saat ini pelaku masih belum tindakan dari baik dari pihak KPU Rema UPI 2020 maupun kampus UPI.
Terlepas dari hal itu, pemilu tahun ini dimenangkan oleh Elfa-Yetno, pasangan yang diusung oleh dua fakultas, yaitu FIP dan FPOK. Elfa-Yetno melanjutkan kepemimpinan Rexzi-Hikmat yang berasal dari dua fakultas seperti mereka. Kedua fakultas tersebut selama dua tahun memenangkan pemilu BEM Rema UPI. Hal yang sangat membanggakan bagi kedua fakultas. Namun pertanyaannya, apakah ini adalah awal dari rezim baru setelah rezim lama tumbang tahun lalu? Pertanyaan ini akan terjawab beberapa tahun ke depan.