Menyusul DPM Rema, MPM Rema UPI Resmi Dilantik
Oleh: Amelia Wulandari
Bumi Siliwangi, Isolapos.com–Senin (29/07), Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Republik Mahasiswa (Rema) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) resmi dilantik. Pelantikan ini digelar di Auditorium lt. 2 Gedung Geugeut Winda (Pusat Kegiatan Mahasiswa) UPI. Terdapat 299 mahasiswa yang dilantik menjadi bagian dàri MPM Rema UPI.
Pelantikan MPM tahun ini mengusung tema “Satukan Sinergi untuk Menegakkan Konstitusi”. Isna Herliani selaku Ketua MPM terpilih mengatakan bahwa tema tersebut sejalan dengan visi MPM, yaitu meningkatkan optimalisasi MPM UPI dengan mempertegas wujud MPM sebagai penegak konstitusi. “Yang mana, visi kita tuh mengoptimalkan peran MPM sebagai penegak konstitusi,” ungkap Isna saat ditemui Tim Isolapos setelah pelantikan.
Isna berharap MPM dapat menjalankan visinya untuk memperkuat wujud MPM sebagai penegak konstitusi. Namun, ia menyadari masih banyak warga Rema yang belum begitu mengenal MPM. Oleh karena itu, salah satu program kerja MPM untuk mencapai visi tersebut ialah sosialisasi MPM.
“Kita gak tutup mata. Kita gak malu, gak apa-apa karena masih banyak yang bilang kayak MPM tuh apa, sih? MPM tuh kerjanya apa? MPM sama DPM bedanya apa? Selalu. Nah itu, kita daripada tutup mata, kita mengolah tersebut menjadi permasalahan. Makanya, aku bilang bahwa di MPM ini visinya itu memperkuat wujud kita sebagai penegak konstitusi. Nah, salah satu caranya itu adalah dengan sosialisasi MPM.” ujarnya.
Sebenarnya, Isna sudah ditetapkan sebagai ketua MPM sejak Maret lalu. Namun, pelantikan MPM baru dilaksanakan Senin (29/07). Walaupun begitu, Ia merasa optimis semua program kerja MPM akan terlaksana walaupun masa jabatannya hanya sampai Desember mendatang.
Isna juga menanggapi pelantikan lembaga Rema yang tidak berbarengan. Ia mengatakan memang kultur pelantikan MPM, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada tahun sebelumnya berbarengan. Namun, terdapat hambatan di salah satu lembaga sehingga pelantikan tahun ini tidak berbarengan. “Lembaga Rema memang memiliki kultur sebelum-sebelumnya untuk pelantikan bareng, tapi untuk tahun ini terdapat hambatan di salah satu lembaga, ya, yang mana menghambat ke lembaga yang lain,” ungkap Isna.
Sebelumnya, DPM Rema UPI telah melaksanakan pelantikan pada Juni lalu. Hal tersebut menurut Isna karena DPM memiliki program kerja yang harus cepat dilaksanakan. DPM menurutnya belum bisa melaksanakan program kerjanya sebelum dilantik. Berbeda dengan MPM yang sudah dapat melakukan program kerja setelah dirinya ditetapkan walaupun belum melaksanakan pelantikan.
“Jadi, kalau misalkan mereka ada hal yang ingin dibawa ke SU itu gak harus tunggu aku dilantik. Gak harus. Karena udah ditetapkan ya. Secara undang-undang itu udah sah aku teh. Sementara, kan, kalau DPM, kalau pengen proleg. Kalau pengen ngebenerin undang-undang, kan, itu harus dilantik. Harus ada fraksi. Fraksi, kan, dari DPM-nya sendiri,” jelas Isna.
Isna juga memaparkan awalnya ia mengira pelantikan tiga lembaga rema akan dilaksanakan berbarengan. Namun, sekitar bulan Mei dirinya mendapatkan kabar DPM akan melaksanakan pelantikan terlebih dahulu. Setelah itu, ia pun baru terpikirkan untuk merencanakan pelantikan MPM sekitar akhir Juli mengingat pemilu BEM Rema belum juga dilaksanakan.
“Karena kita juga mendukung tentang proleg mereka harus cepat dilakukan. Nah, karena kita di sana baru ada kepemikiran, oh iya ya lama gitu kan, takut lama gitu kan, kita program kerja gak kejalan-jalan, yaudah kita pelantikan juga weh.” tutup Isna.
Redaktur: Haura Nurbani