Belum Terbitnya Pedoman Hingga Efisiensi Hambat Alur Waktu PKM

246

Oleh: Naufal Febriyan*

*Reporter Magang Isolapos.com

Bumi Siliwangi, Isolapos.com–Pada alur waktu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025, seperti yang diunggah oleh akun Instagram prodibk.upi dan hmpgeoupi, kegiatan Seleksi Proposal PKM Tingkat Universitas ditetapkan pada tanggal 15 s.d. 26 Januari 2025, namun tercatat hingga berita ini ditulis, kampus tak kunjung mengumumkan hasil seleksi Proposal PKM yang lolos ke tingkat Universitas. 

Ketidakjelasan kabar tentang PKM membuat para peserta PKM merasa di-ghosting. Fadilah, salah satu peserta PKM di Universitas Pendidikan Indonesia, mengatakan bahwa proposal yang di uploadnya di website Kemahasiswaan UPI masih dalam tahap “Diajukan ke Pusat” sejak bulan Januari 2025 lalu. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada keterangan dari pihak Universitas selama berbulan-bulan, sejak bulan Januari hingga dikeluarkan surat edaran Nomor B-2344/UN40.R1/KM.07.05/2025 tentang ”Penundaan Pelaksanaan Kegiatan Prestasi Tahun 2025” pada hari Kamis (17/04). 

Terkait isu ini, Direktur Direktorat Kemahasiswaan sekaligus Manajer dalam kegiatan PKM internal kampus, Prayoga Bestari, memberikan klarifikasi tentang sebab tertundanya kegiatan PKM. Ia menegaskan bahwa hasil dari Seleksi Proposal PKM Tingkat Universitas terhambat karena Pedoman PKM Tahun 2025 dari Pusat Prestasi Nasional belum dikeluarkan. 

“Dari pusatnya ini belum ada pedomannya, panduannya. Jadi kalau kita mendahului, kalau misalkan kegiatan dilaksanain, lalu sampai misalkan terdapat juara atau nominasi atau apapun lah begitu ya, lalu nanti formatnya berubah, apa mau diulang lagi?” Jelasnya

Ia juga menyebutkan bahwa terhambatnya kegiatan lomba tidak hanya terjadi dalam lomba PKM. Hampir semua Kegiatan Prestasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Belmawa dan Kemdiktisaintek RI belum mengeluarkan pedoman-pedomannya, sehingga seluruh Perguruan Tinggi masih menunggu kepastian dari pusat. Ia mengklaim bahwa UPI sudah menyiapkan calon-calon kompetitor dalam lomba-lomba “bibit bibitnya sudah ada, tapi kami ketika menentukan itu harus sesuai dengan nanti yang akan digunakan di tingkat nasional. Artinya kami sudah mengantongi itu, mengantongi calon juara, iya, tapi (Belmawa-Red) belum menerbitkan” lanjutnya.

Didi Sukyadi, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI, turut memberikan klarifikasi terkait dengan keterlambatan ini, beliau menegaskan bahwa seluruh progres masih menunggu pedoman dan akan ditunda sampai ada kepastian dari penyelenggara pusat. “Karena di petunjuk di tingkat nasional itu juga masih belum ada. Jadi ini akan ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan, sampai ada kejelasan terkait dengan guideline, terkait dengan panduan dari tingkat nasional. Adanya kapan, saya tidak tahu” jelasnya.

Penundaan Kegiatan Prestasi Imbas Efisiensi

Kebijakan Efisiensi Anggaran diperkirakan menjadi penyebab terhambatnya pelaksanaan Kegiatan Prestasi Tahun 2025. Prayoga menuturkan bahwa dana untuk Kegiatan Prestasi Tahun 2025 mengalami efisiensi dari yang asalnya sekitar 20 Miliar Rupiah menjadi sekitar 5,6 Miliar Rupiah. 

Prayoga juga menambahkan bahwa dampak dari efisiensi, dominan Kegiatan Prestasi di tahun ini akan dilaksanakan secara daring, “…pasti berubah pedoman dari luring ke daring. Dari dana yang mencukupi menjadi dana yang tidak mencukupi pasti gitu” jelasnya. Ia mengkhawatirkan hal ini akan menghilangkan pengalaman dan nilai-nilai yang mahasiswa dapatkan ketika mengikuti lomba secara luring. 

Dirinya menyebutkan bahwa tidak dapat dipungkiri ketika dana untuk Kegiatan Prestasi berkurang maka akan ada penyesuaian dari pelaksanaan kegiatan tersebut. “Bisa jadi begitu (kuota peserta berkurang-Red), bisa jadi tetap, nilainya yang berubah. Hadiahnya yang turun, gitu bisa jadi kategori tetap. Tapi hadiahnya yang menurun karena apa? Prosesnya juga sangat efisien” ucapnya.

Ia menilai bahwa ini adalah dampak buruk dari kebijakan efisiensi, sampai-sampai menghambat berjalannya program-program yang menunjang kreativitas mahasiswa. Lebih lanjut, ia juga menilai bahwa kebijakan efisiensi perlu dikaji kembali. 

“Efisiensi itu bukan begini menurut saya. Efisiensi itu ditimbang dulu mana yang urgent, mana yang dan untuk apa. Jangan sampai untuk makan siang gratis (sampai harus-Red) menghabiskan semua hak hak. Hak mahasiswa ya, ini kan semua bukan hanya perguruan tinggi semua kan ingat apa” jelas Prayoga.

Selaras dengan Prayoga, Didi Sukyadi berspekulasi bahwa transisi pemerintahan juga menjadi penyebab tertundanya pelaksanaan Kegiatan Prestasi 2025, “Mungkin ini imbas dari transisi pemerintahan. Transisi pemerintahan dari menteri yang lama ke menteri yang baru, kemudian menteri yang barunya juga kan ada transisi lagi” tutupnya.[]

Redaktur: Harven Kawatu

You might also like