Integrasi Bahasa Daerah Menuai Protes Mahasiswa dan Dosen
Bumi Siliwangi, isolapos.com-
Wacana pengintegrasian mata pelajaran Bahasa Daerah ke dalam muatan lokal dalam draf kurikulum 2013 menuai kontroversi dari pihak dosen maupun mahasiswa Jurusan Bahasa Daerah.
Menanggapi wacana tersebut, beberapa dosen dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa daerah di seluruh Indonesia mengunjungi Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Senin (7/1).
Kunjungan tersebut bertujuan untuk menyampaikan protes atas wacana integrasi mata pelajaran bahasa Sunda ke dalam mata pelajaran Muatan Lokal.
Salah satu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Agus Suherman menjelaskan, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah UPI bersama ketua jurusan bahasa daerah di seluruh Indonesia mengusulkan untuk tetap mempertahankan mata pelajaran Bahasa Daerah sebagai mata pelajaran yang utuh. “Agar ini (mata pelajaran Bahasa Daeah-red) tetap dipertahankan,” jelasnya saat ditemui isolapos.com.
Ia menerangkan, hal tersebut merupakan follow-up dari pertemuan Ikatan Dosen Bahasa Daerah yang dilaksanakan di Universitas Negeri Yogyakarta pada bulan Desember. “Berawal dari pertemuan dosen bahasa daerah di seluruh Indonesia,” kata Agus.
Tidak hanya dosen, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah UPI angkat bicara. Salah satunya, Ranu Sudarmansyah yang menolak keras rencana tersebut. “Sangat menentang bahkan tidak setuju dengan kurikulum 2013 bahwasanya ada pengintegrasian bahasa daerah ke dalam muatan lokal,” tegasnya.
Ranu mengatakan, langkah konkret mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah UPI dalam menolak integrasi telah diwujudkan dengan ikut serta menjadi partisipan dalam aksi budaya yang diadakan oleh Forum Pengarang Sunda di depan Gedung Sate (31/12).
Ia berharap dengan adanya protes ini, mata pelajaran Bahasa Daerah tertulis secara eksplisit dalam kurikulum 2013 dan berdiri sendiri sebagai mata pelajarn yang utuh. “Tidak digabungkan dengan muatan lokal,menjadi tuntutan yang paling utama,” tutupnya. [Nur Anisa]