Hoaks, Teka-teki Teater Ruang Putih
Oleh : Ratna Nurul
Bumi Siliwangi, isolapos.com— “Teater bisa menjadi alternatif hiburan bagi penonton, tidak hanya tontonan film ataupun tontonan musik saja karena teater memiliki urgensi yang penting dalam kehidupan.” ujar Deska Mahardika, sutradara dari naskah Ruang Putih pada Resital Lakon 2018 yang dipentaskan di Gedung Amphiteather UPI oleh UKM Teater Lakon UPI, Kamis (5/4).
Ruang Putih menceritakan mengenai kesempatan satu-satunya yang dimiliki para pemain untuk kembali kepada kehidupan nyata dari alam kematian. Setelah mengingat-ingat kejadian terakhir yang dilakukannya. Namun dalam perjalanannya, para tokoh tidak menceritakan pengalaman terakhirnya dengan jujur melainkan berbohong atas pengakuan tersebut.
Satire yang diangkat merupakan gambaran kehidupan masyarakat saat ini yang banyak menyebar berita hoax, mengarang cerita bohong, memperebutkan tahta dan harta. Lakon Ruang Putih menampilkan mitos manusia serigala dan arwah penasaran di sebuah desa.
Manusia serigala tersebut, konon memakan tumbal setiap 20 tahun sekali. Namun ternyata, kisah manusia serigala itu hanyalah cerita rekaan yang dibuat oleh tokoh ‘ketiga’. Tokoh ketiga dalam lakon Ruang putih, ialah penyebar isu. Manusia serigala yang sengaja dikembangkan menjadi hoaks, untuk mengelabui masyarakat desa yang berujung pada pembunuhan misterius untuk memusnahkan penduduk desa demi menguasai lahan. “Dari cerita tadi ini kan relevan ya sama kehidupan sekarang,” ujar Deska.
Naskah yang ditulis Rangga Riantiarno ini pernah ditampilkan perdana pada Disability Rights Fund tahun 2012 dan dipentasakan pada Resital Lakon kali ini tanpa perubahan.
Deska mengungkapkan, pemilihan naskah ini dipilih berdasarkan ketertarikan cerita yang unik, latar tempat dengan dimensi kehidupan yang berbeda antara alam kematian dan kehidupan nyata. “Naskah ini potensial, untuk latar cerita sendiri, terdapat perbedaan ruang, yang tadinya entah dimana, berpindah dimensi lain gitu,”[]
Redaktur: Dzahban Jodhie