Eka Prasetya Tanamkan Nilai Pancasila Melalui Nonton Film Bersama
Oleh: Muhamad Abdul Azis
Bandung, Isolapos.com— Film A Man Called Ahok yang rilis pada Kamis (8/11) lalu ikut meramaikan deretan film baru di tanah air. UKM Eka Prasetya pun menyelenggarakan program nonton bareng film tersebut di XXI Ciwalk, Jum’at (16/11). Program yang menyediakan 100 buah tiket untuk nonton bareng ini disambut antusias oleh mahasiswa UPI yang telah mendaftarkan diri.
Program ini diselenggarakan sebagai bentuk upaya penanaman nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa di era milenial secara efektif dan konkret. Fauzani Nugraha, Ketua Eka prasetya pun mengatakan program ini adalah cara membumikan Pancasila di era milenial. “Tapi untuk penghayatan Pancasila di kalangan mahasiswa tetap perlu dilakukan melalui diskusi dan seminar,” kata Fauzani.
Sebelumnya, program nonton bareng sudah pernah dilaksanakan oleh Eka prasetya. Kala itu film Lima menjadi pilihan Eka Prasetya. “Kita ingin mengajarkan betapa penting dan berperannya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai solusi semua konflik di negeri ini,” tambah Fauzani.
Terkait pemilihan film A Man Called Ahok sebagai media penanaman nilai-nilai Pancasila, mahasiswa program studi Pendidikan Kewarganegaraan itu menjelaskan film tersebut merupakan film yang baru rilis di tanah air. Lebih lanjut Fauzani mengungkapkan mengenai peran keluarga dalam proses mencetak karakter anak.
“Kita melihat sisi pentingnya keluarga dalam proses mencetak karakter anak, juga mengajarkan nilai kemanusiaan, kerakyatan, dan keadilan serta tanggungjawab,” ungkap Fauzani
UKM Eka Prasetya turut menyampaikan keprihatinan terhadap merebaknya paham radikalisme dan intoleransi ditengah kehidupan kampus UPI. “Saya memandang bahwa terjadi degradasi moral apalagi dalam hal terbentuk karakter mahasiswa yang menghayati nilai-nilai Pancasila di lingkup akademik kampus UPI,” ungkapnya.
Oleh karena itu Eka Prasetya pun menyatakan sikap (1) mengutuk keras semua pengaruh radikalisme mengatasnamakan agama, (2) menuntut komponen kampus UPI berkomitmen untuk menekan paham ekstrimis, dan (3) berkomitmen akan terus melaksanakan program membentuk karakter mahasiswa pancasilais. “Saya yakin dengan tiga hal itu tidak akan ada paham radikalisme dan intoleransi di UPI,” Tutupnya.[]
Redaktur: Muhammad Zaki Annasyath