Mengenang 25 Tahun Reformasi Lewat “Mei Melawan”
Oleh: Harven Kawatu*
*) Reporter magang Isolapos.com
Bandung, Isolapos.com—Aksi Kamisan Bandung menggelar aksi yang ke-394 di Taman Cikapayang, Kota Bandung pada hari Kamis (25/05). Aksi Kamisan kali ini yang mengusung tema “Mei Melawan” menjadi momentum dalam memperingati 25 tahun reformasi di Indonesia.
Salah satu pegiat Aksi Kamisan Bandung, Fay, mengatakan bahwa Kamisan kali ini tidak memiliki tuntutan khusus. Akan tetapi, untuk memperingati 25 tahun reformasi serta mengenang peristiwa pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu, khususnya pada bulan Mei.
Ia juga menjelaskan bahwa aksi kali ini bertujuan untuk bersilahturahmi dan bertemu sesama penyuara isu HAM. “Tujuannya ya salah satunya mengenang, terus untuk bahasanya ya silahturahmi lagi, kita ketemu lagi, ya ngecek juga sih kira kira masih ada ga sih orang orang yang masih mau menyuarakan isu HAM, dan ternyata hari ini, syukur masih ada orang orang yang datang kamisan buat memperingati bulan mei ini, yang kita sebut mei melawan ataupun mei berkabung” jelasnya.
Fay menjelaskan bahwa Mei Melawan diusung sebagai tema pada Aksi Kamisan kali ini mengingat banyaknya pelanggaran HAM serta peristiwa reformasi yang terjadi di bulan Mei. Fai melihat Mei Melawan sebagai bentuk untuk selalu bersuara, juga sebagai penolakan atau perlawanan abadi terhadap kekuasaan dan rezim pemerintahan yang akan selalu ada dan terus berganti. “Mei Melawan ini sebagai bentuk kita untuk bisa terus bersuara lagi tentang apa yang menjadi keresahan kita,” ujar Fay.
Ia berharap dengan diadakannya aksi kamisan ini bisa menjaring dan menghubungkan orang orang yang pernah maupun yang baru pertama kali mengikuti aksi kamisan untuk bersama sama menyuarakan keresahan, entah itu berkaitan dengan HAM maupun isu isu yang ada di sekitar.
Rafi, salah satu peserta yang berorasi menilai Aksi Kamisan bisa dijadikan bahan refleksi diri terhadap isu-isu HAM yang terjadi serta dapat menjadi wadah untuk orang orang yang hak asasinya direnggut.
“Kita bisa merefleksikan apa yang ada di dalam diri kita terhadap isu isu ham yang terjadi gitu. Dimana aksi kamisan ini bisa menjadi wadah buat orang orang yang memang hak asasi manusia nya itu terenggut oleh para penguasa.” ungkap Rafi.
Menanggapi banyaknya pelanggaran HAM yang terus terjadi hingga hari ini, Rafi mengungkapkan kekecewaan atas tidak adanya solusi atau pemecahan untuk masalah HAM di Indonesia meskipun seringkali ada intervensi dari pemerintah.
“Saya selalu berdoa terhadap apa yang terjadi di Indonesia ini yang di mana Indonesia ini kesebut negara yang berlandaskan hukum tapi lagi-lagi ketika dibenturkan dengan hukum, hak asasi seringkali terjadi intervensi dari pemerintah yang dimana tidak ada sampai sekarang pemecahan masalah untuk pelanggaran hak asasi yang terjadi di Indonesia.” pungkasnya.
Redaktur: Nabil Haqqillah