Beasiswa Dicabut, Hani Tak Dapat Lanjutkan Kuliah

571

Bumi Siliwangi, isolapos.com-Sungguh malang nasib Hani Hanifah, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) angkatan 2012 yang kurang mampu, harus menerima kenyataan pahit tidak dapat melanjutkan kuliah akibat beasiswa yang seharusnya ia terima dicabut.

Sebenarnya, Hani adalah salah satu mahasiswa penerima bantuan Biaya Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidik Misi) UPI angkatan 2012 kuota pertama. Namun pada saat pencairan dana Bidik Misi pada 12 November 2012 lalu, namanya absen tercantum sebagai penerima.

Dalam Surat Keputusan Rektor UPI Nomor : 490/UN40/DT/2012 tentang Penetapan Mahasiswa Baru UPI Penerima Program Bantuan Pendidikan Bidik Misi, yang bersumber dari DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012, nama Hani Haniefah tak lagi tercatat. Padahal Hani telah terdaftar sebagai mahasiswa yang lolos verifikasi Bidik Misi UPI 2012.

Kepada isolapos.com Hani menceritakan, sebab ia tak lagi tercatat sebagai penerima  Bidik Misi ialah hanya karena dirinya tidak dapat mengumpulkan nomor Kode Aktivasi Pendaftaran (KAP) miliknya yang diminta oleh pihak UPI beberapa hari sebelum pencairan dana Bidik Misi.

“Saya tidak menyimpan salinan nomor KAP saya, dikira itu tidak perlu lagi karena sudah pernah diserahkan waktu registrasi,” jelas Hani saat ditemui isolapos.com, Rabu (9/1).

Atas alasan itulah, Hani akhirnya tidak dicantumkan sebagai penerima Bidik Misi yang cair pada bulan November 2012. Padahal, sebelumnya Hani pernah menyerahkan nomor KAP kepada universitas saat registrasi akademik Juli 2012 lalu. Sayangnya, hal itu tetap tak membuat namanya tercantum dalam SK Rektor.

Merasa kebingungan, Hani pun mengaku pernah meminta bantuan ke Badan Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UPI tentang hal tersebut. Bukannya diberitahu nomer KAP miliknya, Hani malah diminta untuk menunggu mahasiswa Bidik Misi lain mengundurkan diri. “Katanya kalau mau dapet BM (Bidik Misi-red) lagi, harus nunggu yang ngundurin diri,” tuturnya.

Akibatnya, Hani tak lagi memiliki uang untuk membiayai dirinya berkuliah di UPI. Melihat kenyataan tersebut, Hani lantas pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung,  karena juga tak punya uang untuk membayar kosan. “Saya pulang ke Ciparay karena nggak bisa bayar kosan, terus buat biaya sehari-hari juga nggak ada,” katanya kepada isolapos.com.

Menanggapi masalah ini, Ketua Advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema) UPI, Latifah mengatakan bahwa pihaknya akan mempelajari kasus yang dialami Hani. Ia pun akan berusaha membantu Hani agar tetap bisa melanjutkan kuliahnya di UPI. “Kami akan mempelajari dulu masalah ini,” tuturnya. [Melly A. Puspita]

Comments

comments