Karim: Regenerasi Parpol Bukan Lagi Mandek Tapi Mampet

75
Sekertaris DPD PDIP Gatot Cahyono (tengah) saat memaparkan materi diskusi bersama Direktur Riset LSI, Hendro Prasetyo (kiri) , Aktivis AJI Lina Nursanty, Sekertaris DPD Demokrat Herlas Juniar, dan Dosen Komunikasi Politik Karim Suryadi di Hotel Ibis, Jln.Braga, Jumat (27/02).
Sekertaris DPD PDIP Gatot Cahyono (tengah) saat memaparkan materi diskusi bersama Direktur Riset LSI, Hendro Prasetyo (kiri) , Aktivis AJI Lina Nursanty, Sekertaris DPD Demokrat Herlas Juniar, dan Pakar Komunikasi Politik Karim Suryadi di Hotel Ibis Braga, Jumat (27/02).

Braga, isolapos.com-

“Regenerasi Parpol (Partai Politik-red) bukan lagi mandek, tapi mampet,” ujar Pakar Komunikasi Politik Karim Suryadi di hadapan puluhan peserta yang terdiri dari akademisi, aktivis, Organisasi Masyarakat, pengurus Parpol, media massa dan mahasiswa. Hal itu ia sampaikan dalam forum diskusi publik yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) di Hotel Ibis Braga, Jumat (27/2).

Karim menuturkan, kepemimpinan partai politik saat ini menghadapi situasi yang ironis. Pasalnya, dalam tubuh parpol masih terjadi kultur yang menisbatkan tokoh-tokoh kejayaan parpol itu sendiri. Tokoh-tokoh seperti Megawati dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), SBY dengan Demokratnya, dan Parpol lain dengan simbolnya itu dianggap sebagai gejala terjadinya messianisme politik. “Mereka (Tokoh Parpol-red) itu dianggap tokoh messiah suci yang mampu dalam segala bidang,” ujar pria yang juga merupakan Dosen Departemen Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Tak hanya menghambat regenerasi, menurut Karim, kultur tersebut menunjukkan bahwa Parpol belum memiliki kader pengganti yang lebih baik. Sebagai saluran politik, memunculkan tokoh kejayaan sebagai simbol partai merupakan langkah baik bagi Parpol. Selain itu, langkah lain yang penting juga adalah upaya mempromosikan generasi muda. “Kekuatan kekuasaan melekat pada struktur, bukan pada person,” kata Karim.

Hal senada diungkap Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) Hendro Prasetyo ketika menggambarkan pandangan masyarakat terhadap Parpol. Ia mengatakan sekitar 60% masyarakat menilai Parpol dari kinerja tokoh-tokoh yang berkiprah di tingkat nasional dan paling sering ditampilkan di televisi. Harapan masyarakat, menurutnya, kepemimpinan Parpol dapat menghasilkan generasi-generasi muda dengan kapasitas dan usia yang mumpuni. “Publik menilai kepemimpinan generasi muda akan lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman,” ujarnya.

Diskusi Publik yang bertemakan “Regenerasi Parpol, Mandek?” itu pun dihadiri oleh Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat, Gatot Cahyono dan Sekretaris DPD Demokrat Jawa Barat, Herlas Juniar. Gatot dari Fraksi PDIP dan Herlas dari Fraksi Demokrat. Menanggapi regenerasi Parpol yang dinilai mandek, kedua perwakilan fraksi itu menampik adanya kemandekan. Gatot menuturkan PDIP memiliki struktur organisasi partai yang solid dan partainya saat ini sedang berupaya menggaet generasi muda lewat Taruna Merah Putihnya. “Regenerasi di kami sudah cukup lama. Kami punya 75 persen menjadi pimpinan di tingkat kabupaten dan kota,” tukasnya.

Sedangkan Herlas menuturkan bahwa Demokrat tak memiliki hambatan soal regenerasi. Demokrat saat ini punya proses kaderisasi anggota yang cukup baik dan memiliki kader-kader yang muda maupun prestatif. “Proses kaderisasi berjalan baik, tidak ada kata mandek,” ujarnya. [Hikmat Syahrulloh]

Comments

comments