Air Mata Mengabadi di Tanah Ini
peluh yang leleh menjelma perjuangan
akankah air mata mengabadi di tanah ini
karena pengajaran yang tidak lagi mulia
belum lagi kegelisahan berujung pada uang
hingga sistem yang tak hentinya mengikat
membuahkan sesuatu yang niskala
ketahuilah,
tanah ini telah menanamkan luka
menggoreskannya pada tubuh kita
2013
penulis:
Jia, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia. Aktif bersastra bersama Komunitas Penulis Perempuan Indonesia.