Jurnalisme Presisi, Langkah tirto.id Kembalikan Wibawa Jurnalistik

733

Oleh: Nurul Yunita

Bandung, isolapos.com Jurnalisme presisi ialah penerapan metode-metode ilmu sosial dan perilaku dalam jurnalisme berbasis data. Jurnalisme presisi yang dicetuskan Philip Mayer ini, rupanya dianut oleh tirto.id. Langkah tersebut ditujukan agar media ini dapat mengurangi kelalaian penyampaian informasi dan menciderai wibawa jurnalistik. Hal ini sejalan dengan penyampaian A. Sapto Anggoro, CEO media tirto.id dalam acara Jurnival 2017 yang bertema ‘Menyorot Isu Publik, Menapaki Kewibawaan Jurnalistik’. “Tirto mencoba menulis dengan data, fakta, argumen,” katanya kepada peserta yang berkumpul di Auditorium CC Timur ITB, Sabtu (30/9).

Lebih lanjut, Sapto menjelaskan alasan mengapa tirto.id tidak memilih menjadi media yang unggul dari segi speed (kecepatan). ”Kalau main cepet-cepetan, kapan lagi mikirnya. Kita butuh informasi yang berkualitas, maka harus berbasis data.”

Menurutnya, media online dimata publik masa kini identik dengan kecepatan informasi. Akan tetapi, hal itu berdampak pada hasil berita yang tidak akurat dan dangkal. “Konteksnya kadang gak jelas,” tutur pria yang juga pendiri media merdeka.com.

Walaupun begitu, masa depan media untuk melalukan sesuatu haruslah presisi dan cepat. Maka dari itu sebuah data diperlukan. Sapta juga menggambarkan; dimasa depan para wartawan, researcher dan orang yang mengolah data dapat bekerja sama. Prinsip alur kerja ini diantaranya menganalisis data, mengekstrak data kembali, setelahnya menghasilkan berita. “Tirto akan main disana (prinsip alur kerja presisi dan cepat, –red),” ungkapnya pada acara yang diselenggarakan oleh Pers Mahasiswa Boulevard ITB ini.

tirto.id sendiri memiliki keunggulan dari segi pengolahan data secara riset dan penyajian data berupa infografis. Fitur periksa data yang dimiliki media online ini bahkan menjadi rujukan para calon gubernur Jakarta pada masa kampanye lalu.[]

Redaktur: Prita K. Pribadi

Comments

comments